BANDUNG - Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah memerlukan ribuan tenaga kerja. Dalam beberapa tahun ke depan, kawasan tersebut memerlukan setidaknya 28.000 tenaga kerja terampil.
"Kebutuhan tenaga kerja di sana sekitar 20.000-an orang, dalam jangka panjang bisa 28.000-an orang. Ini yang harus kita siapkan. Bagaimana pekerja lokal tidak jadi penonton, tapi menjadi pekerja di daerahnya sendiri, " kata Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Abetnego Tarigan, Kamis (7/7/2022).
Menurut dia, pihaknya saat ini konsen mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal agar memenuhi kebutuhan industri di kawasan tersebut. Saat ini, setidaknya sudah ada 10 investor yang siap beroperasi di KITB. Mereka bergerak di berbagai bidang.
"Kita terus lakukan upaya agar pekerja lokal bisa terserap. Tapi selama ini memang antara kebutuhan dan kesiapan perlu disiapkan. Ini yang terus kita dorong agar mereka punya skil sesuai kebutuhan. Ini proses yang kita dorong agar terjadi mitch mach, " jelas dia.
Digelarnya FGD ini, kata dia, untuk mengetahui kebutuhan industri. Sehingga nantinya diharapkan tidak mendatangkan pekerja dari jauh. Mereka harus disiapkan soal softskill, daya tahan, dan lainnya. Nantinya mereka akan dilatih melalui pelatihan BLK, SMK, dan lainnya.
Focus Group Discussion (FGD) kali ini melibatkan antar pemangku kepentingan, mulai dari tingkat kementerian, antara lain; Kemendikbud Ristek RI, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kemenparekraf. Untuk tingkat pemerintah daerah, tingkat Provinsi Jawa Tengah, diantaranya Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Sementara untuk Daerah tingkat II, akan melibatkan dua Kabupaten, Batang dan Cilacap.