Sebagaimana diketahui, bank sentral AS atau The Fed bulan lalu telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin.
Adapun, pelemahan mata uang akan membuat tarif impor menjadi lebih tinggi bagi negara-negara Eropa, terutama barang-barang yang dihargai dalam dolar, seperti minyak mentah.
Hal itu bisa berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi di zona Eropa, di mana inflasi sudah menyentuh 8,6% pada Juni lalu.
Seorang juru bicara ECB mengatakan tidak "Eropa tidak menargetkan nilai tukar tertentu. Namun, kami selalu memperhatikan dampak nilai tukar terhadap inflasi, sejalan dengan mandat kami untuk stabilitas harga," ujar seorang juru bicara European Central Bank (ECB), dikutip dari BBC, Kamis (14/7/2022).
Ia mengatakan, ECB diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga pada pekan depan.
Sebagai informasi, nilai euro telah jatuh hampir 12% terhadap dolar sejak awal tahun ini. Euro memiliki nilai lebih tinggi terhadap dolar sepanjang sejarahnya. Terakhir kali euro memiliki nilai lebih rendah dari dolar pada Desember 2002, yakni kurang dari setahun setelah uang kertas euro dan koin diperkenalkan untuk pertama kalinya.
(Taufik Fajar)