JAKARTA - Saat ini kontribusi energi listrik di Indonesia mayoritas masih dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang bahan bakarnya adalah batu bara.
Bahkan dari PLTU saja berkontribusi 60% dalam produksi listrik negara.
Deputi Bidang Promosi dan Penanaman Modal, kementerian Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Nurul Ichwan mengatakan dalam merealisasikan konsep industri hijau, maka pemerintah harus siap untuk menyuplai energi bersih ke Industri di Indonesia.
"Kita melihat dua hal, pertama listrik yang diberikan kepada rumah tangga, kedua listrik yang diberikan kepada industri, yang kepada industri ini lebih krusial," kata Nurul Ichwan dalam diskusi virtual, Jumat (5/8/2022).
 BACA JUGA:Indonesia Bangun Badan Layanan Batu Bara, Apa Dampaknya?
Menurutnya, saat ini pemerintah punya cita-cita, setidaknya pada sekitar tahun 2030 Indonesia sudah bisa menjadi negara net zero dalam hal emisi karbon.
Namun, dia mengaku untuk sampai sana bukan hal yang mudah, terutama masalah dana.
"Hanya memang persoalannya, kalau misalnya kegiatan untuk menghasilkan energi berbasis EBT harganya masih sangat mahal, dibanding dengan yang berbasis baru bara," jelasnya.
Sehingga dia menyebut ketika hal ini dilakukan secara cepat, maka yang akan menjadi masalah selanjutnya adalah daya beli masyarakat untuk energi bersih tersebut yang dipertaruhkan.
"Kan alternatifnya dua, diberikan kepada masyarakat dan mereka membeli apa adanya, atau disubsidi oleh pemerintah, bisa kita bayangkan berapa subsidi yang diberikan kepada pemerintah untuk masyarakat yang populasi terbesar ke 4 di dunia ini," sambungnya.