JAKARTA - Pemerintah berupaya mengatasi persoalan banjir dan longsor tahunan di wilayah Jawa Tengah. Berbagai cara disiapkan untuk mengatasi masalah sekaligus penanaman lahan kritis yang sering longsor.
Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pegunungan Kendeng Utara masih didominasi oleh tanaman jagung dan masih sangat sedikit ditanami pohon-pohon penyerap air dan penahan longsor. Akibatnya saat terjadi hujan lebat, air yang turun dari pegunungan membanjiri pemukiman dan persawahan warga.
Menurut Ganjar, setiap wilayah perhutanan dan pegunungan harus memenuhi syarat persentase lahan yakni 50% wilayahnya harus ditanami pepohonan.
Baca Juga:Â Banjir Bandang, Empat Jembatan Rusak di Kupang
"Di Grobogan ini ada Sungai Lusi, juga ada problem di Pegunungan Kendeng Utara. Ada syarat persentasenya, itu 50% harus tegakkan (pohon). Kalau kita lihat di belakang sana 99 persen tidak ada tegakkan, semua ditanami jagung," kata Ganjar, Jumat (13/1/2023).
Reboisasi dan pengelolaan hutan didorong Ganjar kepada pihak Pemkab Grobogan, Perhutani dan juga masyarakat sekitar Pegunungan Kendeng Utara, untuk mengatasi persoalan banjir sejak dari hilir.
Meskipun membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun untuk melihat hasilnya, namun Ganjar meyakini jika Pegunungan Kendeng Utara lebih banyak ditanami pepohonan daripada tanaman jagung, maka intensitas banjir dapat berkurang signifikan.
Baca Juga:Â Tangani Banjir di Jateng, Ini Strategi Menteri Basuki
"Paling tidak membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun, sehingga tanaman betul-betul bisa menggigit. Soal bagaimana mengelolanya, teman-teman Kehutanan pasti sudah paham," ujar Ganjar.
Sebelumnya Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga menyiapkan strategi untuk pengendalian banjir di Jawa Tengah seperti Kudus, Jepara, dan Pati.
"Saya ditugaskan Presiden untuk melihat banjir di Kudus, Jepara dan Pati, karena sampai tadi malam banjir ini masih menjadi berita di berbagai media nasional. Jadi harus ada program penanganan yang jelas untuk dilaporkan," kata Menteri Basuki.
Diungkapkan Basuki, program pertama yang disiapkan untuk penanganan banjir di Kudus adalah peningkatan kapasitas Rumah Pompa Drainase Kencing yang masuk ke Sungai Wulan di Kecamatan Jati Kudus yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.
"Kapasitas pompanya akan kita tingkatkan 10 kali lipat dari hanya 500 liter/detik menjadi 4.500 atau 5.000 liter/detik untuk menangani banjir kawasan seluas sekitar 9 km2. Pekerjaannya akan dimulai dan juga selesai tahun ini tanpa harus memperluas rumah pompa yang saat ini ada sehingga tidak perlu pembebasan lahan," ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News