JAKARTA – Kondisi Pusat Perbelanjaan Glodok kini sepi bak kuburan. Namun masih ada beberapa pedagang Glodok yang memilih bertahan menjajakan produknya.
Pedagang Glodok memilih bertahan meski sejak pandemi, transaksi tatap muka calon pembeli dan para pedagang kian menurun dan digantikan situs penjualan online. Di Harco Glodok, pengunjung akan langsung disambut pemandangan kios-kios yang masih buka setelah libur tahun baru.
Sebagian besar mengobral aksesori elektronik dan perangkat kantor yang ditawarkan kepada pengunjung yang lalu-lalang.
Namun, naik ke lantai atas, jumlah kios-kios yang tutup lebih banyak dibandingkan dengan kios-kios yang buka di lantai bawah.
Kecuali satu-dua yang masih melayani pelanggan di tengah lorong-lorong penuh penutup besi. Salah satunya adalah sebuah toko yang terletak di lantai atas ujung kiri. Toko itu merupakan satu-satunya toko ‘hidup’ di tengah dua gerai yang sudah tutup.
Toko itu milik Vincent yang menjaganya seorang diri. Ia bersembunyi di balik tumpukan rak-rak tinggi berisi kardus. Vincent sudah berjualan kipas angin di Glodok selama 20 tahun. Usaha tersebut merupakan turunan dari keluarganya yang giat berbisnis sejak tahun 1970-an.
Pria berumur 56 tahun itu mengatakan 75% dari omzetnya berasal dari langganan, dan hanya sebagian kecil dari penjualan e-commerce.
“Pembeli online masih relatif [sedikit] ya, masih belum begitu ramai. Dalam seminggu mungkin bisa dua atau tiga pembeli,” ujar Vincent dikutip dari BBC Indonesia, Kamis (19/1/2023).
Vincent mengatakan toko offlinenya membawa rezeki lebih dibandingkan akun Tokopedianya. Ia menerima sekitar 30 sampai 35 pesanan per hari dari orang yang telah berlangganan dengan tokonya sejak tahun 1990-an sampai awal 2000-an.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News