JAKARTA - Pemerintah berupaya keras menekan tingginya angka kemiskinan ekstrem di Indonesia. Link and match pun menjadi salah satu cara yang bisa digunakan untuk menekan angka kemiskinan.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menilai, program link and match membuat Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) bisa mendapatkan gambaran kebutuhan perusahaan untuk tenaga kerja seperti apa.
Sekolah juga akan mendapat masukan dari perusahaan dan bisa menjadi evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar, baik dari sisi kurikulum maupun non-kurikulum.
"Industri ini sebenarnya bisa kita jadikan satu alamat untuk mereka bisa mempekerjakan, baik skill maupun unskill. Dengan cara ini kita bisa tahu anak-anak SMK kita perlu dibantu. Nah tadi anak-anak SMK juga ngomong kami tidak bisa bekerja pak, tidak ada ruang pengalaman dari syarat yang ada," kata Ganjar, Kamis (2/2/2023).
Ganjar menjelaskan, langkah ini dilakukan untuk mencocokan kesiapan tenaga kerja SMK dengan kebutuhan industri. Namun dalam pencocokan tersebut, Ganjar menyebut ada beberapa hal yang menghambat penyerapan tenaga kerja dari kacamata perusahaan.
Baca Juga:Â Anggaran Kemiskinan Rp500 Triliun Habis Cuma untuk Rapat
"Ternyata tadi dari perusahaan ngomongi kekurangan anak-anak SMK kita soft skill. Kadang-kadang soal etika, communication skill, interpersonal skill, inisiatif itu tidak muncul," kata Ganjar.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan persentase penduduk miskin pada September 2022 mengalami peningkatan sebesar 9,57%, meningkat 0,03% poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14% poin terhadap September 2021.
Follow Berita Okezone di Google News