Share

Indonesia Kelebihan Pasokan Listrik, Ternyata Ini Penyebabnya

Atikah Umiyani, MNC Portal · Rabu 08 Februari 2023 18:09 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 08 320 2761455 indonesia-kelebihan-pasokan-listrik-ternyata-ini-penyebabnya-jFgJ8hcJpt.jpg Indonesia Kelebihan Pasokan Listrik (Foto: PLN)

JAKARTA - Indonesia kelebihan pasokan listrik. Ada beberapa penyebab pasokan listrik di Indonesia kelebihan atau oversupply.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, kelebihan pasokan listrik salah satunya disebabkan lantran asumsi pertumbuhan ekonomi yang dijadikan patokan ternyata tidak sesuai dengan prediksi.

Menurutnya, pertumbuhan listrik di Jawa pada tahun 2014-2015 diperkirakan tumbuh sekitar 7-8%. Angka ini berbasis pada asumsi pertumbuhan ekonomi pada saat itu yang diperkirakan mencapai sekitar 6,1%. Saat itu diasumsikan pertumbuhan ekonomi 1% maka pertumbuhan permintaan listrik di proyeksi mencapai 1,3%.

"Jadi pada saat pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi dan pariwisata, ternyata korelasinya bergeser bukan 1,3% tapi turun menjadi 0,86% atau 0,9%. Artinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak dibarengi pertumbuhan demand listrik yang tinggi," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII bersama PLN, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

 BACA JUGA:Beda dengan Jerman dan Pakistan, Dirut PLN: Kondisi Listrik RI Sangat Aman

Dia menilai, apabila pertumbuhan ekonomi basisnya adalah industri, maka korelasinya, permintaan listrik akan naik. Sementara selama lima tahun belakangan permintaan listrik di pulau Jawa korelasinya turun dari 1,3% menjadi 0,87%.

"Jadi kalau 1% pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan demandnya hanya 0,86%. Kemudian pertumbuhan ekonomi terkoreksi dari 6,1% rata-rata menjadi 5,1%. Untuk itu selama 5 tahun, pertumbuhan demand listrik yang diproyeksikan sekitar 8% di Jawa tumbuhnya rata-rata hanya 4,6% selama 5 tahun 2015-2019," katanya.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Darmawan mengungkapkan dengan menggunakan asumsi tahun 2015, seharusnya konsumsi listrik saat ini adalah sebesar 380 Tera Watt hour (TWh). Sedangkan realisasi konsumsi listrik hingga saat ini baru mencapai 280 TWh.

"Jadi ada 100 TWh di bawah dari yang direncanakan. Jadi itulah pada waktu itu apakah asumsinya itu sesuai dengan harapan ternyata bergeser. Kemudian korelasi antara pertumbuhan demand listrik dengan pertumbuhan ekonomi juga bergeser," jelasnya.

Ketika saat ini pertumbuhannya sudah kembali ke 6,17% tetapi karena 6,17% dikalikan 280 TWh jadi pertumbuhannya masih tidak sesuai dengan perencanaan 2015.

"Maka dengan adanya seperti itu pengembangan infrastruktur ketenagalistrilan mengalami oversupply dengan asumsi yang bergeser," pungkasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini