Share

Bisnis Makanan Viral Tak Akan Bertahan, Simak Alasannya

Dovana Hasiana, MNC Portal · Rabu 08 Februari 2023 19:02 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 08 455 2761489 bisnis-makanan-viral-tak-akan-bertahan-simak-alasannya-sM0jSTGA7F.jpg Intip Potensi Bisnis Makanan Viral di 2023. (Foto: Okezone.com/Worldofbuzz)

JAKARTA - Banyak menu makanan baru yang menjadi viral karena media sosial. Namun bisnis makanan seperti ini diprediksi tidak akan bertahan jika tidak memahami sifat alamiah konsumsi Indonesia dan bila tidak melakukan inovasi.

Pengamat Marketing Yuswohady menilai, kekuatan bisnis makanan viral adalah konektivitas melalui sosial media. Masyarakat cenderung mencoba makanan yang sedang hangat diperbincangkan dan akan beralih jika muncul usaha dengan inovasi baru.

Baca Juga: 3 Kesalahan Keuangan Pengusaha yang Perlu Dihindari

“Jenis makanan seperti boba, matcha, sifatnya tidak panjang karena indulgent (dikonsumsi untuk kesenangan). Mereka ramai di awal karena ada unsur FOMO (fear of missing out),” ujar Yuswohady kepada MNC Portal, Rabu (8/2/2023).

Menurutnya, supaya bisnis bisa bertahan, langkah pertama harus memahami sifat alamiah konsumsi di Indonesia. Menurut Yuswohady, makanan yang dikonsumsi sehari-hari akan dapat bertahan di tengah kompetisi.

Baca Juga: Kisah Sukses Kafe Tahilalats, Tempat Makan Unik dengan Konsep Intellectual Property

“Kita lihat warung nasi padang yang dikonsumsi secara terus menerus, mereka memang tidak happening, tapi bisnis mereka bertahan sampai sekarang. Itu karena orang Indonesia tidak pernah bosan dengan nasi padang,” ujarnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Bila makanan yang dijual oleh pelaku usaha tidak dikonsumsi terus menerus, maka kemungkinan untuk bertahannya sangat kecil. Walau mungkin tidak akan ditinggalkan seratus persen, permintaan dari makanan tersebut akan kembali kepada sifat dasar konsumsi di Indonesia.

Selain itu, inovasi dinilai Yuswohady sebagai kunci yang harus terus dilakukan oleh pelaku usaha dengan makanan indulgent. Ini merupakan tantangan karena mereka harus berkompetisi dengan pelaku usaha sejenis.

“Ini tantangan bagi makanan yang basisnya indulgent. Sifatnya hype dan hanya bergantung pada FOMO” pungkasnya

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini