Share

Jelang Tahun Politik 2024, Bagaimana Nasib Pasar IPO?

Zuhirna Wulan Dilla, Okezone · Kamis 09 Februari 2023 11:53 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 09 278 2761824 jelang-tahun-politik-2024-bagaimana-nasib-pasar-ipo-GcxSomP1QC.JPG Bursa Efek Indonesia. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Aksi penawaran umum atau initial public offering (IPO) diprediksi membaik menjelang tahun politik 2024.

Dikutip Harian Neraca, meski ada ancaman resesi tahun ini namun pertumbuhan bursa disebut cukup baik.

"Kalau tahun lalu, ketidakpastian masih tinggi dari suku bunga dan segala macam. Tahun ini kelihatannya lebih mereda, dan suku bunganya juga lebih bisa diprediksi, harusnya IPO oke," kata Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas, Wientoro Prasetyo di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2023.

 BACA JUGA:Berdikari Pondasi Perkara (BDKR) Bakal bagi Dividen 30% Usai IPO

Dia pun memperkirakan outlook IPO pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya, ketidakpastian selama tahun 2022 telah berkurang di 2023.

Adapun tahun 2024 yang merupakan tahun politik, penawaran umum pada semester II/2023 menurutnya masih akan baik.

"Yang penting jangan sampai tidak pasti saja dari sisi politiknya. Kalau dari sisi bisnis si oke-oke saja," tuturnya.

Dia menjelaskan Lotus Andalan Sekuritas akan membawa dua perusahaan lagi untuk melantai di BEI.

Perusahaan tersebut berasal dari sektor properti, dan satu perusahaan lagi belum dapat diumumkan. Dia melanjutkan, kapitalisasi kedua perusahaan tersebut berada di bawah Rp1 triliun.

Hingga saat ini, Lotus Andalan Sekuritas tercatat telah membawa tiga perusahaan melantai di Bursa sejak awal tahun. Perusahaan teranyar yang dibawa melantai di Bursa adalah produsen chip, PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), dengan raihan dana Rp32 miliar.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan Bursa melihat dampak dari Pemilu secara historikal 3 kali pemilu atau 13 tahun tidak berpengaruh terhadap transaksi maupun jumlah perusahaan tercatat di Bursa.

"Terbukti sampai saat ini sudah 11 perusahaan tercatat, ada 38 sudah ada di pipeline," ucap Nyoman.

Dia melihat penduduk Indonesia sudah bisa memilih dengan cerdas antara ekonomi ambience dan politik. Sebelumnya berdasarkan data dari PT Bursa Efek Indonensia hingga 2 Februari 2023, tercatat 38 perusahaan yang masuk pipeline IPO saham dengan target penggalangan dana Rp48 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna pernah bilang, dari 38 perusahaan yang akan masuk bursa, sebanyak tiga perusahaan berasal dari sektor barang baku, dua perusahaan sektor industri, lima perusahaan sektor transportasi & logistik, satu perusahaan sektor konsumen primer, delapan perusahaan dari sektor konsumen non primer.

“Kemudian, tujuh perusahaan sektor teknologi, tiga sektor kesehatan, dan dua sektor energi. Selanjutnya, satu perusahaan dari sektor keuangan, tiga perusahaan properti dan real estate, tiga perusahaan sektor infrastruktur,” jelasnya.

Sebagai informasi, perusahaan di sektor konsumen non primer dan teknologi mendominasi daftar pipeline pencatatan saham baru di BEI, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya, termasuk anak usaha BUMN. Kemudian selama tiga periode pemilu, lanjut Nyoman, minat para pengusaha untuk menyelenggarakan IPO tetap besar. Sebagai contoh, sampai Januari 2023, sudah 10 perusahaan masuk bursa dengan penggalangan dana Rp48,5 triliun.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini