Share

Terungkap! Ini Biang Kerok yang Bikin Minyakita Langka

Advenia Elisabeth, MNC Portal · Kamis 09 Februari 2023 12:29 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 09 320 2761855 terungkap-ini-biang-kerok-yang-bikin-minyakita-langka-udZMQH1LAy.JPG MinyaKita. (Foto: Kemendag)

JAKARTA - Langkanya pasokan Minyakita menjadi sorotan berbagai pihak.

Salah satunya, Ketua umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung membeberkan penyebab kelangkan Minyakita.

Dia mengatakan penyebab kurangnya pasokan Minyakita dipasaran karena kurangnya pasokan Domestic Market Obligation (DMO).

Di mana hal itu disebabkan karena kondisi ekspor minyak goreng yang saat ini sedang menurun.

 BACA JUGA:DMO Minyak Goreng Jadi 50%, Ini Titah Menko Luhut!

Di saat yang bersamaan negara-negara di benua Eropa, menurut data Apkasindo, juga sedang panen besar dan produsen minyak nabati selain sawit memberikan diskon kepada beberapa negara yang membutuhkan minyak mereka.

"Nah ini yang mengakibatkan harga minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) tidak jauh berbeda, tentu mereka akan menggunakan minyak dalam negerinya," terang Gulat dalam keterangan resminya melalui akun Youtube APKASINDO, Kamis (9/2/2023).

Dia menjelaskan bahwasanya antara DMO atau wajib pasok dengan ekspor itu merupakan dua hal yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan.

Menurutnya, bagaimana seorang eksportir bisa mamasok DMO jika ekspornya tidak jalan atau sedikit. Itu mengakibatkan turunnya stok DMO di domestik.

Follow Berita Okezone di Google News

Menurut Gulat, sebenarnya pemerintah tak perlu menaikkan DMO menjadi 450 ribu ton dari semula 300 ribu ton per bulan.

Sebab, pada dasarnya kebutuhan minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat Indonesia per bulan hanya 300 ribu ton.

Kata dia, kekurangan ini disebabkan karena banyak masyarakat yang beralih dari membeli awalnya minyak goreng premium ke Minyakita yang harganya lebih murah dan berkualitas.

"Tetapi kok 300 ribu ton per bulan masih kurang. Karena itu tadi peralihan konsumsi minyak premium menjadi minyak kita," ucap Gulat.

Oleh karena itu menurut Gulat, sebaiknya pemerintah memberikan kebijakan tindakan afirmatif guna tujuan tertentu untuk saat ini. Hal itu supaya dapat merangsang eksportir untuk melakukan ekspor. Adapun cara dengan menurunkan bea keluar.

"Affirmation action ini kami anggap semacam perangsang supaya terjadinya ekspor dan pasokan DMO akan kembali normal," ujarnya.

"Jadi ini harus kita selesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Sebenarnya cukup sederhana saja diberikan saja kemudahan atau penurunan bea keluar dalam waktu tertentu kepada eksportir itu akan merangsang mereka untuk kembali bergeliat untuk mengekspor. Ini yang kami harapkan," tambah Gulat.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini