Share

Kisah Perjuangan Orang Cianjur Berjuang Hidup di China! Jualan Roti Kini Hidup Bahagia

Defa Al Fadly, Okezone · Rabu 08 Maret 2023 21:02 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 08 455 2777715 kisah-perjuangan-orang-cianjur-berjuang-hidup-di-china-jualan-roti-kini-hidup-bahagia-Cc4J8T8EK6.JPG Pengusaha. (Foto: Freepik)

JAKARTA - Pria bernama Qiu Shiping merupakan seorang kelahiran Cianjur, Jawa Barat yang tinggal di negara China. 

Pria 73 tahun ini akrab dengan sapaan Pak Pin, dia tinggal di kampung Indonesia yang tepatnya berlokasi di Donghua, Kota Yingde, Provinsi Guangdong, Tiongkok.

Diketahui, ayah Pak Pin merupakan asli Tingkok, karena lahir di Meizhou, Guangdong. 

Namun dia harus meninggalkan Tiongkok sementara akibat kondisi negara yang sedang perang. Di Indonesia kedua orang tua Pak Pin menetap di Cianjur, Jawa Barat.

 BACA JUGA:

Dikutip dari YouTube @rudychen_china, Rabu (8/3/2023), ketika di Cianjur, orang tua Pak Pin membuka usaha bengkel mobil untuk menghidupi keluarganya. 

Pada tahun 1950 Pak Pin dilahirkan, dia dirawat dan dibesarkan di Cianjur sampai usia 16 tahun.

Pak Pin kembali ke Tiongkok pada 7 Oktober 1966 karena dengan alasan situasi politik di Indonesia, ketika itu dirinya masih berusia 16 tahun. 

Dia kembali bersama kedua orang tua dan enam orang kakaknya menggunakan kapal laut Italia.

Pak Pin dan keluarga berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sampai Pelabuhan Huangpu, Guangzhou.

Follow Berita Okezone di Google News

“Saat itu, saya berusia 16 tahun dan yang paling kecil dari tujuh bersaudara, di bawa pulang ke Tiongkok oleh kedua orang tua,” kata dirinya dalam sebuah video.

Sesampainya di Tiongkok, kakak Pak Pin bersekolah di Beijing. Namun, Pak Pin tidak bersekolah saat itu karena sedang Zaman Revolusi Budaya China (1966-1976).

Ketika masa sulit itu, Pak Pin memilih untuk bekerja apapun, salah satunya menjadi petani.

Dirinya menanam padi, teh, dan jeruk. Selain itu Pak Pin bekerja juga menjadi chef di salah satu bandara.

Saat menjadi chef dia membuat masakan yang mirip dengan masakan Indonesia.

Dirinya juga pernah membuka toko roti selama 10 tahun dan dagangan tersebut laris manis.

Toko roti yang dia miliki saat itu buka pada 5.00 WIB dan tutup 21.00 WIB, hampir setiap hari dia berjualan roti di depan rumahnya.

Terkadang Pak Pin juga merindukan budaya dan kesenian Indonesia.

Dia sering mengikuti perkumpulan-perkumpulan orang Indonesia yang ada di China.

Bahkan bagi dirinya, pertemuan itu dapat menjadi obat untuk menyembuhkan penyakitnya, karena sebelum mengikutia cara tersebut, Pak Pin mengaku kakinya sedang sakit.

Untuk kesehariannya, Pak Pin lebih sering berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan teman-temannya, karena dia mengaku kurang fasih menggunakan bahasa Mandarin.

“Pasti saya tiap hari sama temen-temen bahasa Indonesia aja, tapi kalau ngomong Mandarin mungkin agak sedikit kurang bagus,” tutur pria itu.

Selain itu dia juga masih bisa bahasa Sunda, tapi jarang dipakai.

Dia tak lupa meskipun sudah sekitar 60 tahun meninggalkan tanah kelahirannya.

Terkadang dia berkunjung ke Cianjur setahun sekali untuk menemui saudara-saudaranya.

Pak Pin memiliki seorang istri dan dua anak perempuan yang sudah menikah.

Kini dia merasakan hidup sejahtera di Tingkok bersama sang istri dan teman-teman yang memiliki darah Indonesia.

Dia juga tidak melupakan Indonesia sebagai tanah kelahirannya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini