JAKARTA — Silicon Valley Bank (SVB) pada pekan lalu dinyatakan bangkrut.
Kenaikan suku bunga yang tinggi disinyalir menjadi penyebab ambruknya bank andalan startup di dunia tersebut.
 BACA JUGA:
Permasalahan ini bermula ketika Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserves (The Fed) secara agresif meningkatkan suku bunga dari rentang 0.25%-0.5% menjadi 4.5% - 4.75% sepanjang 1 tahun terakhir. Bahkan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga di masa mendatang sampai laju inflasi terkendali.
Kenaikan suku bunga tersebut menyebabkan SVB tidak mampu membiayai operasionalnya sendiri lantaran pinjaman yang semakin ketat.
Serta melemahnya saham teknologi yang selama ini menjadi andalan SVB.
 BACA JUGA:
SVB pun terpaksa menginvestasikan obligasi jangka panjang untuk mendapatkan dana karena sedikitnya permintaan pinjaman dari sektor tersebut.
Namun, tingginya suku bunga menyebabkan jatuhnya harga obligasi. Portofolio obligasi SVB senilai USD21 miliar menghasilkan rata-rata 1,79%, dibandingkan dengan imbal hasil Treasury 10 tahun saat ini sekitar 3,9%.
Situasi ini semakin diperparah lantaran banyak nasabah SVB yang mayoritas adalah startup menarik dana dari untuk memenuhi likuiditas perusahaan.
Follow Berita Okezone di Google News