JAKARTA - Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman menyatakan bahwa industri asuransi dalam negeri diproyeksi tetap bertumbuh tahun ini. Hal ini menyusul sejumlah peluang yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Peluang tersebut meliputi adanya perbaikan dari sisi regulasi dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja khususnya P2SK untuk sektor keuangan, pemanfaatan digitalisasi dalam melakukan pemasaran produk asuransi kepada masyarakat, kemudian juga bertumbuhnya ekonomi berbasis digital melalui hadirnya marketplace.
"Selain itu pasar asuransi dari segmen UMKM juga masih terbuka lebar dan dapat dimanfaatkan dengan optimal," jelasnya saat media briefing, Selasa (21/3/2023).
Namun kata dia penetrasi sektor asuransi dinilai masih relatif kecil di Indonesia, dengan tingkat penetrasi yang tidak lebih dari 4% atau lebih tepatnya hanya mencapai 3,13% pada akhir tahun 2021.
"Bayang-bayang resesi ekonomi pun tetap akan menjadi tantangan karena industri asuransi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi global dan nasional," tambahnya.
Follow Berita Okezone di Google News