BALI - Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Thailand H.E. Arkhom Termpittayapaisith.
Pertemuan ini sebagai bagian dari rangkaian pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (1ST ASEAN Finance Ministers and Governor of Central Bank/AFMGM) di Bali.
 BACA JUGA:
Dalam kesempatan itu, Menkeu Arkhom mengucapkan selamat dan apresiasinya kepada Indonesia selaku tuan rumah atas terselenggaranya 1st AFMGM.
Terkait rencana penyelenggaraan 2nd AFMGM, Arkhom juga mendukung sepenuhnya dan memberi masukan yang konstruktif demi suksesnya pertemuan kedua Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN.
Di mana pertemuan itu rencananya akan diadakan pada bulan Agustus.
 BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Thailand sebagai tuan rumah Annual Meeting International Monetary Fund (IMF) dan World Bank tahun 2026 mendatang.
Selama pertemuan, Arkhom dan Sri Mulyani saling berbagi informasi atau kinerja ekonomi dan kebijakan domestik di kedua negara.
Arkhom menyampaikan pemulihan sektor ekonomi utama seperti pariwisata yang masih belum diimbangi pulihnya kondisi ketenagakerjaan di sektor tersebut, sedangkan ekspor nonmigas masih terus menunjukkan penguatan terutama untuk ekspor komoditas pangan dan kendaraan bermotor.
Â
Follow Berita Okezone di Google News
"Merespon hal itu, Thailand saat ini mengambil langkah penyehatan fiskal setelah mengalami kenaikan belanja negara untuk menangani pandemi sekaligus memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan yang menyebabkan utang luar negeri meningkat tajam," ujar Arkhom dalam keterangan resmi yang diterima di Nusa Dua, Kamis (30/3/2023).
Selain itu, Arkhom menyebut bahwa pemerintah Thailand juga berupaya melakukan reformasi perpajakan guna meningkatkan pendapatan negara, serta berupaya untuk mengembalikan defisit ke bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menanggapi Arkhom, Sri Mulyani menyampaikan apresiasi Indonesia atas kinerja ekonomi dan fiskal Thailand.
"Indonesia terus berupaya menjaga defisit APBN yang pada tahun 2022 telah berada di bawah 3% dengan melanjutkan reformasi fiskal dan extra effort untuk mendukung pemulihan dunia usaha dan sektor prioritas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui upaya menarik Foreign Direct Investment, khususnya dalam sektor manufaktur seperti indusri kendaraan listrik dan komponennya, serta hilirisasi mineral," ungkap Sri.
Di samping itu, Sri Mulyani dan Arkhom juga membahas tentang kerja sama bilateral antara kedua negara, antara lain mengenai knowledge sharing sekaligus kerja sama di bidang logistik dan bea cukai.
"Kami juga sepakat bahwa saat ini negara anggota ASEAN perlu menyikapi dengan bijak adanya permasalahan perbankan di Amerika Serikat (AS) di tengah masih belum meredanya tekanan inflasi global," pungkas Sri.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.