JAKARTA - Sentuhan teknologi dalam berusaha ternyata memberikan banyak manfaat. Seperti yang dialami Mama Dinda, penjual makanan khas oriental dengan nama usaha 'Mama Dinda' di pusat jajanan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Setelah lama vakum akibat pandemi Covid-19, Mama Dinda kembali bangkit dengan memulai usahanya. Sebenarnya Sejak 2013 Mama Dinda sudah membuka usahanya di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat.
Wanita dengan nama asli Beti Apriyani ini menggunakan 'Mama Dinda' sebagai nama warung, sebab anaknya bernama Dinda, sehingga akrab disapa Mama Dinda. Pelanggannya (mayoritas karyawan kantoran) cukup banyak kala itu. Namun usahanya tak kuasa bertahan melawan pandemi yang mengganas, usahanya pun terimbas.
Untungnya setelah pandemi mereda Mama Dinda dikabari pelanggannya ada sebuah lokasi untuk berjualan. Si pelanggan menghubungi karena dia merasa kehilangan makanan khas olahan Mama Dinda, yakni Ayam Garlic, Sapo Tahu, Ayam Asam Manis, dan Ayam Rica.
"Saya memulai lagi usaha dari nol. Saat pandemi banyak pelanggan tanya ke saya, 'Jualan di mana nih Mama Dinda', 'Kok gak jualan lagi?'. Pokoknya banyak ditanyain deh. Alhamdulillah sekarang dapat rejeki tempat untuk jualan yang lokasinya tidak jauh dari lokasi jualan saya yang sebelumnya. Jadi bisa ketemu dengan pelanggan lama. Kata pelanggan saya, 'Mama jangan kabur-kabur lagi ya'," ujarnya sembari tertawa kepada Okezone di warung miliknya, Rabu (17/5/2023).
Namun saat membuka usaha di pertengahan 2022, Mama Dinda menemukan perubahan tren pelanggan, setelah pandemi tren pembeli tidak lagi bertransaksi secara tunai, melainkan nontunai. Banyak pelanggan yang menanyakan layanan QRIS, 'apakah bisa membeli makanan Mama Dinda dengan QRIS?' Sayangnya Mama Dinda tidak punya layanan QRIS.
Kemudian, Mama Dinda memutar otak agar bisa menjawab perkembangan zaman. Walhasil, Mama Dinda pergi ke lokasi kantor cabang Bank BRI terdekat di wilayahnya yakni Bank BRI Rawasari, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
"Saya ini kan jadi nasabah Bank BRI sudah lama, sampai saya lupa dari tahun berapa. Nah, saya mengajukan layanan QRIS dengan mengisi form dan diproses oleh Bank BRI. Setelah jadi, diantarkan ke rumah itu barcode-nya, gampang sekali," cerita Mama Dinda.
Setelah memiliki barcode, Mama Dinda memajang QRIS BRI dengan lapisan plastik tebal pada etalase dagangannya. Kini Mama Dinda merasakan betul manfaatnya. Hampir 50 persen dari transaksi harian pelanggan membayar menggunakan QRIS BRI.
"Yang jelas waktu jadi lebih praktis, kita jadi tidak mikirin kembalian. Kita kan masak juga. Kalau cari-cari receh untuk kembalian itu memakan waktu. Pakai QRIS BRI itu langsung 'cepret' di-scan nanti ada notifikasi nya yang masuk," ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News