JAKARTA - Transformasi digital oleh pelaku Usaha mikro kecil menengah (UMKM) di era kecanggihan teknologi adalah hal yang perlu dilakukan. Pasalnya, transformasi digital adalah suatu kunci menjawab tantangan zaman.
Salah satu transformasi digital yang banyak diterapkan pelaku UMKM, antara lain layanan Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS.
 BACA JUGA:
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) sampai dengan Februari 2023, seperti dikutip Jumat (26/5/2023), tercatat jumlah pedagang atau merchant QRIS telah mencapai angka 24,9 juta dengan total jumlah pengguna QRIS sebanyak 30,87 juta.
Bahkan nominal transaksi QRIS hingga Februari 2023 tercatat sebesar Rp12,28 Triliun dengan volume transaksi sebesar 121,8 juta. Artinya, tren digital transformasi dan tren cashless benar terjadi di tatanan pelaku usaha.
 BACA JUGA:
Jumlah tersebut meningkat pesat setelah diluncurkan oleh BI pada Desember sejak Desember 2019. Sejak 1 November 2021, jumlah merchant QRIS telah menembus angka 12 juta. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan akhir tahun 2020 sebesar 5,8 juta merchant, atau melebihi target perluasan QRIS yang telah dicanangkan BI bersama Industri pada Februari 2021.
QRIS PT Bank BRI Tbk (BBRI), sebagai salah satu penyedia layanan QRIS bank pelat merah di tatanan grasroot yang giat menyasar pada segmen UMKM ultra mikro, adalah banyak ditemui di berbagai merchant.
Hal ini dibuktikan setidaknya oleh tiga pelaku usaha nasabah Bank BRI yang faktanya terus merasakan banyak kemudahan, manfaat penambahan transaksi dan bisa menjawab tren cashless pada pembeli.
Sebut saja, Suyami seorang pedagang kaki lima yang menjajakn apotl yang sudah berjualan sejak 2018 tersebut mengaku dengan adanya layanan QRIS Bank BRI, sangat memudahkan dalam mengelola keuangan.
"Waktu itu ada orang Bank BRI datang nawarin QRIS. Awalnya saya bingung, apa ada orang yang mau bayar pakai QRIS?" ujarnya.
Ternyata setelah menggunakan QRIS BRI selama 8 bulan, pembeli yang membayar dengan cashless semakin banyak setiap harinya. Bahkan transaksi yang biasanya Rp5.000-Rp10.000 per orang, sekarang ada saja yang sampai Rp100 ribu.
Hal serupa dirasakan oleh pemilik kedai makanan pedagang Mama Dinda, Beti Apriyani. Mama Dinda yang selalu ditanya pembeli, "Bisa pakai QRIS enggak Bu?" meniru suara pembeli. Lalu Mama Dinda pergi ke Bank BRI terdekat guna mengajukan layanan QRIS.
Setelah memiliki barcode, Mama Dinda memajang QRIS BRI dengan lapisan plastik tebal pada etalase dagangannya. Kini Mama Dinda merasakan betul manfaatnya. Hampir 50 persen dari transaksi harian pelanggan membayar menggunakan QRIS BRI.
"Yang jelas waktu jadi lebih praktis, kita jadi tidak mikirin kembalian. Kita kan masak juga. Kalau cari-cari receh untuk kembalian itu memakan waktu. Pakai QRIS BRI itu langsung 'cepret' di-scan nanti ada notifikasi nya yang masuk," ujarnya.
Begitu juga yang dirasakan Puji Setiayana, pemilik Agen BRILink Guyub Nurbian, penjual pulsa dan handphone. Di tengah hantaman Pandemi dia mengaku terbantu dengan adanya mesin EDC BRI atau Electronic Data Center yang dapat digunakan untuk menerima transaksi layanan perbankan.
Total transaksi bisa mencapai Rp15 juta dalam satu hari. Bahkan dalam fase banyak pelanggan transaksi bisa mencapai Rp25 juta per hari. "Jadi ternyata mesin ini sangat membantu ekonomi saya, ekonomi pelanggan. Ya.. Benar-benar roda ekonomi rakyat," tutupnya.
Menyikapi fenomena ini, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto menunjukkan bahwa penggunaan QRIS BRI semakin diminati masyarakat karena lebih mudah dan cepat. Penggunaan QRIS pun tumbuh sebesar 1.000 persen pada April 2023. Penopang utama dalam kenaikan ini berasal dari transaksi merchant
Follow Berita Okezone di Google News