Inilah Sosok Pemilik Maskapai Penerbangan Batik Air yang Pilot dan Kopilotnya Ketiduran 28 Menit

JAKARTA - Inilah sosok pemilik maskapai penerbangan Batik Air yang pilot dan kopilotnya ketiduran 28 menit.

Adapun insiden pilot dan kopilot Batik Air rute Kendari-Jakarta yang dikabarkan tertidur saat mengemudikan pesawat menghebohkan dunia penerbangan tanah air dan juga jagad maya.

Pasalnya, pilot dan kopilot tak merespons saat dihubungi petugas Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta, dalam penerbangan pada 25 Januari 2024.

Dengan kejadian ini beberapa warganet penasaran mengenai pemilik dari pesawat Batik Air. Apalagi kedua kru kokpit tertidur selama 28 menit berdasarkan putusnya komunikasi dengan petugas ATC, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Saat terbangun, pilot menyadari pesawat yang dikemudikan tidak berada di jalur yang benar. Beruntung, pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta tanpa adanya kerusakan.

Meski pilot berdalih ada kerusakan alat komunikasi, namun hasil penyelidikan mengungkap tidak ada masalah pada sistem komunikasi pesawat. Lantas siapa pemiliknya?

Ternyata inilah sosok pemilik maskapai penerbangan Batik Air yang pilot dan kopilotnya ketiduran 28 menit bernama Rusdi Kirana. Dia adalah orang di balik hadirnya Lion Air Group, Miliarder ini pun menghasilkan gurita bisnis di bidang aviasi.

Di bawahnya, Grup Lion Air memiliki beberapa maskapai, seperti Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air, hingga Thai Lion Air yang berbasis di Thailand.

Sosok di balik berdirinya Lion Air ini memodali bisnisnya dengan dana awal USD10 juta pada 1999 lalu atau Rp143 miliar saat ini (kurs Rp14.300/USD). Pesawat pertama yang dimiliki Lion Air dengan menyewa pun adalah Boeing 737-300.

Berkembang pesat, saat ini Lion Air telah memiliki 700 pesawat yang terdiri atas ATR, Airbus, dan Boeing.

Tak cuma bisnis aviasi, Lion Air juga merumahi bisnis pengiriman barang bernama Lion Parcel dan bisnis perhotelan, Lion Hotel and Plaza di Manado, Sulawesi Utara.

Rusdi Kirana secara pribadi juga mengembangkan usaha pada bidang media massa. Dia menerbitkan surat kabar Harian Nasional atau Harnas.

(Rina Anggraeni)