Gubernur Jatim Usulkan Pom Bensin Dicat Berbeda

SURABAYA - Wacana pemerintah untuk memberikan dua harga terhadap BBM Premium akan membuat kebingungan masyarakat. Terlebih lagi bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan agar beberapa SPBU dicat dengan warna yang berbeda.

Artinya, ada perbedaan warna SPBU untuk Premium dengan harga Rp4.500 per liter dan Rp6.500 per liter. "Jika harganya jadi Rp4.500 per liter dan Rp6.500 per liter maka SBPU yang ada harus dicat berbeda," kata Soekarwo saat menerima tamu dari luar negeri di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (26/4/2013).

Dia mencontohkan, misalnya untuk SPBU yang menjual Premium dengan harga Rp4.500 diberi warga biru atau yang lain. Kemudian untuk SPBU dengan warna Pertamina saat ini menjual dengan harga Rp6.500.

"Dengan demikian masyarakat tidak kebingungan. kalau masuk ke SPBU warna ini berarti harganya ini. Dan kalau masuk kesini harganya juga ke sini," ujarnya. Nah untuk kota padat penduduk seperti Surabaya ini, idealnya dari 10 SPBU yang dicat berbeda ada tiga SPBU hingga empat SPBU.

Kemudian untuk menghindari antrean, pemerintah juga harus membuat kebijakkan Tax Refund atau ketentuan meminta pengembalian pajak. Hal itu berlakukan, untuk pengguna BBM bersubdi yang membeli ke BBM non Subsidi. Tax Refund ini bisa dilakukan di kantor Pertamina setempat.

"Sehingga antrean hanya ada di kantor Pertamina tidak di SPBU," jelasnya.

Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini menjelaskan, Tax Refund ini berlaku ketika sepeda motor dan angkutan umum membeli BBM non Subsidi dengan harga Rp6.500. Padahal untuk dua kendaraan ini adalah menggunakan BBM dengan harga Rp4.500.

"Istilahnya kembaliannya bisa diambil di kantor pertamina. Sama seperti Tax Refund itu," katanya. Soekarwo juga mengaku, usulan tersebut juga sudah disampaikan ke Menteri ESDM Jero Wacik melalui sambungan telepon. "Tadi pak menteri telpon minta pertimbangan terkait BBM dua harga itu. ya usulan itu sudah saya sampaikan," tambah Gubernur dengan ciri khas kumis ini. (wan)

(Widi Agustian)