JAKARTA - Bulog hingga saat ini masih belum berhasil untuk menyerap seluruh gabah dari para petani di berbagai daerah. Akibatnya, rantai pasokan pun masih cukup panjang sehingga berdampak pada tingginya harga beras.
Pengamat Pertanian yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa mengungkapkan, keadaan ini merupakan masalah klasik yang hingga saat ini tetap terjadi di Indonesia. Akibatnya, masyarakat pun terkena dampak negatif dengan mahalnya harga beras.
"Kalau harga itu kan bukan masalah baru ya. Sudah lama masalah distribusi berdampak pada tingginya harga," ujarnya kepada Okezone di Jakarta.
Untuk dapat menekan harga beras, lanjutnya, maka pemerintah harus mampu memangkas rantai distribusi. Hanya saja, hal ini tidak semata-mata harus dibebankan kepada Bulog.