Kecepatan Mendapatkan Data Dinilai Jadi Akar Krisis 2008

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis
Rabu 22 Maret 2017 10:16 WIB
Foto: Martin/Okezone
Share :

NUSA DUA - Ekonomi global telah dihantam oleh beberapa krisis finansial yang cukup besar. Krisis pertama terjadi pada 1998, yang menyebabkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjun sangat dalam.

Bahkan, karena krisis tersebut beberapa perbankan Indonesia harus dilikuidasi. Sementara krisis kedua tejadi pada periode 2008, yang kala itu melibatkan pemberi kredit ternama Lehman Brothers.

Mantan Deputi Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Stephen Grenville mengtakan, krisis keuangan 2008 terpicu oleh kebutuhan akan banyaknya statistik. Namun, kebutuhan akan statistik tersebut sulit untuk terpenuhi.

"Memang kualitas data sangat penting, tapi ada saat di mana kecepatan data sangat vital. Kita butuh tiga bulan untuk mendapatkan statistik dan itu kurang cepat," di acara Regional Statistic Conference (RSC), Rabu (22/3/2017).

Menurutnya, ada dua macam data yang dibutuhkan pembuat kebijakan saat ini. Pertama, adalah data dengan speed yang stabil seperti data GDP dan inflasi. "Tapi kita harus punya yang cepat, sehinga kita tahu individual banking, perbankan berjalan untuk menentukan kebijakan," tuturnya.

Dia melanjutkan, selain data yang dikeluarkan tiap kuartal tersebut, harus ada data yang terus diupdate, sehingga dapat memantau perkembangan sektor keuangan. "Speed juga menentukan, kita kadang butuh speed untuk membuat kebijakan," tambah dia.

(kmj)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya