Dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien ini, ia mengatakan, IKM bisa memanfaatkan margin 50% yang tadinya harus dialokasikan untuk membeli BBM. Sebagai upaya ke depannya, Balitbang akan melakukan komersialisasi dengan melibatkan perbankan nasional.
"Ini pengoperasiannya mudah, dapat diintegrasikan pada berbagai pemanfaatan. Sangat tepat apabuila digunakan pada industri berbasi pertanian, industri peleburan logam dan non industri menggunakan boiler. Dan yang utama biaya lebih murah," tukasnya.
Baca Juga: Tangkap Korupsi di Hulu Migas, SKK Migas Aplikasikan Anti-Bribery Management System
Berikut ini perbandingan biaya energi hasil uji coba gasmin kapasitas 10 kilogram (kg). BBM harga Rp11.500 untuk industri dan subsidi Rp6.500 per liter, dibutuhkan 35 liter untuk operasi 8 jam. Total biaya untuk industri Rp402.500 dan Rp227.500 untuk yang subsidi.
Jika menggunakan gasmin, kalori batubaara Rp5.8000 Kkal/kg dan gas bakar Rp1.000 Kkal/meter kubik. Maka untuk operasi 8 jam dibutuhkan Rp40 kg dengan harga Rp1.000/kg maka penghematan mencapai Rp352.500 untuk industri dan Rp187.700 untuk subsidi.
(Dani Jumadil Akhir)