JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan, berlanjutnya ketegangan hubungan dagang dan sejumlah risiko geopolitik makin menekan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.
Baca Juga: Gonjang-ganjing Ekonomi Global Jadi Alasan Kuat BI Turunkan Suku Bunga
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perekonomian AS tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga investasi nonresidensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok dan India juga lebih rendah dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik.
"Pelemahan ekonomi global terus menekan harga komoditas, termasuk harga minyak," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (22/8/2019)
Baca Juga: Lagi, BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,50%
Perry menambahkan, untuk merespons dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, berbagai negara melakukan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang pada Juli 2019 telah menurunkan suku bunga kebijakannya.
Ketidakpastian pasar keuangan global juga berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas.
"Dinamika ekonomi global tersebut perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)