Harga Minyak Turun Imbas Virus Korona, Tantangan KKKS Tingkatkan Produksi

Vania Halim, Jurnalis
Sabtu 14 Maret 2020 06:04 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) meningkatkan produksi minyak dan gas bumi serta mendukung pencapaian 1 juta barel (BOPD) minyak pada 2030 yang menjadi visi SKK Migas di tengah tren penurunan harga minyak global.

PEP memproyeksikan tahun ini produksi minyak rata-rata 85.000 BOPD. Ini berasal dari PEP Asset 5 sebesar 18.478 BOPD, PEP Asset 2 sebesar 17.985 BOPD, PEP Asset 4 sebesar 16.403 BOPD, serta PEP Asset 1 sebesar 14.624 BOPD dan PEP Asset 3 sebanyak 13.656 BOPD dan Business Partnership 3.853 BOPD.

Baca Juga: 8 Usulan demi Target Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari

Sedangkan gas diproyeksikan sebanyak 932 MMSCFD. Target produksi ini berasal dari PEP Asset 2 sebesar 362 MMSCFD, PEP Asset 3 sebesr 279 MMSCFD, PEP ASSET 4 sebear 170 MMSCFD, dan PEP Asset 1 sebesar 90 MMSCFD. Sisanya beraal dari PEP Asset 5 sebesar 16 MMSCFD dan Business Partnership 15 MMSCFD.

"Kita tetap fokus melaksanakan work program dan budget (WP&B) dan mengeksekusinya dengan catatan kita lebih concern, aware terhadap cost,” ujar Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Baca Juga: Fakta-Fakta RI Ingin Kembalikan Target 1 Juta Barel Minyak per Hari

Menurut Nanang, kondisi perekonomian dunia saat ini sulit sehingga harga minyak ikut tertekan. Pada perdagangan Selasa (10/3), harga minyak WTI sempat menembus USD27,2 per dolar kendati naik kembali. Pada Rabu (11/3), harga WTI sudah naik lagi menjadi USD35,43 per barel dan Brent USD38,6 per barel.

Tren harga minyak saat ini belum bisa ditentukan apakah akan berlangsung lama, pendek atau akan rebound. Kondisi ini diperparah dengan wabah virus korona atau covid-19 yang melanda beberapa negara terutama China. Tapi Nanang masih optimis jika harga minyak nantinya akan naik lagi.

Menurut dia, saat ini adalah momentum yang menantang (challenge) bagi industri hulu migas. Dalam kondisi tersebut, PEP dan KKKS diuji dengan kondisi supaya tetap bertahan.

“Strateginya adalah tetap utamakan keselamatan kerja plus cost effectiveness, baru yang lainnya,” ujar dia.

Nanang optimistis PEP bisa melalui masa sulit akibat penurunan harga minyak dunia yang terjadi dengan sangat cepat dalam beberapa hari terakhir. Apalagi PEP memiliki pengalaman operasi di tengah rendahnya harga minyak sehingga kondisi saat ini bukan hal yang terlalu mengejutkan. PEP telah menyiapkan strategi jika kondisi anjloknya harga minyak terus berlangsung dalam waktu yang tidak lama.

Dia meminta para field manajer (FM) dan general manager (GM) sebagai perpanjangan tangan manajemen PEP untuk melakukan efisiensi beberapa program yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan operasi produksi. PEP tetap menjalankan WP&B dengan pelaksanaan seefektif mungkin. Tidak ada pembatasan biaya sepanjang setiap biaya yang dikeluarkan berdampak pada peningkatan kinerja, produksi, cadangan, HSSE.

"Hal-Hal yang tidak berhubungan dengan produksi dan peningkatan cadangan dan sebagainya, ya kita tidak lakukan,” katanya.

Nanang mencontohkan, target 108 sumur pengembangan PEP tahun ini hingga completion, bukan hanya sampai tajak. Hal ini dikarenakan hasil dari pemboran sumur tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian angka produksi yang sudah ditetapkan pada tahun berjalan.

Pemboran yang dilakukan di awal, tengah dan akhir tahun akan menghasilkan kontribusi yang berbeda. Karena itu, manajemen PEP minta pengeboran sumur pengembangan dilakukan secara agresif di awal tahun supaya kontribusinya panjang.

Kegiatan eksplorasi juga sama. Menurut Nanang, ada 11 sumur selesai sampai completion. FM dan GM harus mengkalkulasi sumber daya yang didapatkan (2C) dari hasil kegiatan eksplorasi, termasuk survei seismik ada 2D dan 3D dijalankan.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya