Harga Minyak Stabil Namun di Bawah Tekanan

Fadel Prayoga, Jurnalis
Rabu 21 Oktober 2020 07:31 WIB
Minyak Mentah (Shutterstock)
Share :

NEW YORK - Harga minyak stabil cenderung menurun tipis pada perdagangan Selasa (20/10/2020) waktu setempat. Namun, masih ada tekanan dari ancaman terhadap permintaan minyak karena kebangkitan global dalam kasus virus korona dan peningkatan produksi Libya.

Melansir CNBC, Jakarta, Rabu (21/10/2020), harga minyak Brent turun tipis 3 sen menjadi USD42,59 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS bulan November turun 4 sen menjadi diperdagangkan pada USD40,79 per barel, sedangkan kontrak Desember yang lebih aktif turun 7 sen, atau 0,2%, menjadi USD40,99.

 Baca juga: Harga Minyak Turun Tipis di Tengah Lonjakan Kasus Corona

Kasus COVID-19 mencapai 40 juta pada hari Senin, dengan gelombang kedua yang tumbuh di Eropa dan Amerika Utara memicu berbagai tingkat tindakan penguncian.

“Selasa menemukan pedagang minyak berjuang untuk mengambil keputusan tentang bagaimana menafsirkan hasil pertemuan OPEC + hari sebelumnya,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.

 Baca juga: Produksi AS Turun, Harga Minyak Dunia Melemah

Sebuah pertemuan pada hari Senin dari panel menteri Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC +, berjanji untuk mendukung pasar minyak karena kekhawatiran tumbuh atas kasus virus corona yang melonjak.

Untuk saat ini, OPEC + berpegang pada kesepakatan untuk mengekang produksi sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) hingga akhir tahun dan kemudian meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari pada Januari.

Pengamat OPEC, termasuk analis dari bank AS J.P. Morgan, mengatakan bahwa prospek permintaan yang lemah dapat mendorong OPEC + untuk menunda pengurangan pembatasan.

"Pemulihan permintaan tidak merata ... Hari ini proses ini telah melambat karena gelombang kedua virus korona tetapi belum sepenuhnya berbalik," Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada pertemuan JMMC.

Anggota OPEC Libya, yang dibebaskan dari pemotongan, meningkatkan produksi setelah konflik bersenjata menutup hampir semua produksi negara itu pada Januari.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya