JAKARTA - PT Multipolar Tbk (MLPL) berencana melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMERD) VII atau rights issue. Aksi korporasi tersebut dilakukan melalui penawaran 3 miliar saham kelas C bernominal Rp100 per lembar.
Baca Juga: Multipolar Bakal Rights Issue 3 Miliar Saham
Nantinya, dana hasil rights issue akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang bank dan pengembangan usaha. Rencananya, pelaksanaan rights issue akan dilaksanakan dalam rentang 12 bulan sejak persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa(RUSPLB) tanggal 24 November 2021 dan pernyataan efektif OJK. Rights issue diperkirakan akan dilaksanakan dan selesai pada kuartal pertama tahun 2022.
Baca Juga: Siapkan Rp425 Miliar, Multipolar Mau Buyback Saham
Perseroan menyebutkan, bagi pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan HMETD-nya akan terdilusi sebanyak-banyaknya 17,01%. Sementara itu berdasarkan laporan keuangan semester I 2021, perseroan mencatatkan utang bank jangka pendek sebesar Rp779,3 miliar dan utang bank jangka panjang sebesar Rp2,391 triliun.
Terkait kinerja, pada kuartal II 2021, Multipolar perusahaan investasi yang bergerak di sektor teknologi, ritel, telekomunikasi, dan keuangan ini berhasil membukukan laba bersih atas entitas induk sebesar Rp 371 miliar atau melonjak hingga 250% dari kuartal II 2020 sebesar Rp 106 miliar. Sementara, laba bersih untuk periode 6 bulan tahun 2021 adalah sebesar Rp 104 miliar, meningkat dari rugi bersih sebesar Rp 352 miliar yang dicatatkan tahun sebelumnya.
Chief Executive Officer (CEO) Multipolar, Adrian Suherman pernah bilang, peningkatan kinerja keuangan MLPL sudah sejalan dengan strategi MLPL untuk terus meningkatkan growth setiap anak usaha MLPL baik itu melalui transformasi bisnis (seperti omnichannel untuk kategori anak usaha peritel) maupun efisiensi biaya-biaya operasional dan non operasional.
"MLPL secara grup akan terus berkomitmen menjaga stabilitas neraca keuangan dan meningkatkan growth atas seluruh investasi anak perusahaan kami. Meskipun dampak dari pandemi covid-19 terhadap perekonomian nasional diperkirakan masih akan terus dirasakan tahun ini, kami percaya transformasi dan inovasi bisnis yang telah kami lakukan akan tetap mampu meningkatkan kinerja anak perusahaan kami,” ungkapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)