JAKARTA - Intip perjalanan Gojek dari berdiri sejak 2010 hingga kini digugat Rp24,9 triliun karena dituding melanggar hak cipta.
Gugatan ini dilayangkan ke pendiri Gojek yang kini sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek). Nadiem dan Gojek digugat ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Penggugat Arman Chasan menilai Nadiem dan Gojek telah melakukan pelanggan hak cipta. Dirinya meminta Gojek dan Nadiem membayar royalti kepadanya sebesar Rp24,9 triliun.
Baca Juga: Gojek dan Nadiem Makarim Digugat Rp24,9 Triliun, Kenapa?
Gojek dinilai menjiplak konsep ride hailing yang menurut Arman dikemukakan olehnya terlebih dahulu. Lantas, bagaimana awal perusahaan ini bisa berdiri?
Mengutip beberapa sumber, Rabu (5/1/2022), Gojek didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim. Ide mendirikan perusahaan ini muncul dari pengalaman pribadi Nadiem yang menggunakan ojek hampir tiap hari ke tempat kerjanya. Saat itu, dirinya masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia serta Chief Innovation Officer Kartuku.
Nadiem melihat, sebagian besar pengemudi ojek menghabiskan waktu untuk menunggu penumpang datang. Padahal, mereka akan mendapat lebih banyak penumpang jika keliling dan mencari. Lalu, ojek juga tidak sebanyak transportasi lain. Jika pengemudi ojek bisa sedia tiap saat, pendapatannya pun akan bertambah.
Dengan gagasan itulah, pada 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri. Awalnya, pengemudi Gojek hanya ada 20 orang. Perusahaan juga masih mengandalkan call center untuk menghubungkan pengemudi dengan penumpang.
Namun seiring berjalannya waktu, investasi terus datang ke perusahaan ini. Akhirnya, Gojek bisa meluncurkan aplikasi sendiri pada tahun 2015. Ada kenaikan pesanan dari 3.000 per hari jadi 10.000 per hari. Kemudian, Gojek juga melihat peluang untuk ekspansi ke ranah pesan antar makanan, penjualan tiket dan lainnya.
Pada 2016, Gojek jadi perusahaan unicorn pertama di Indonesia dengan kenaikan pesanan menjadi 300.000 per hari. Pada 2018, Gojek mengumumkan ekspansi bisnis ke Vietnam dan Thailand dengan kenaikan pesanan 100 juta per hari, terus tumbuh sampai 1.100 kali lipat. Ekspansi terus dilanjutkan sampai Singapura dan Filipina.
Pendanaan yang diterima Gojek juga beragam. Gojek pun naik kelas menjadi Decacorn. Yang menarik perhatian, raksasa teknologi Google pernah memberi investasi ke Gojek pada 2018, meskipun tidak disebutkan jumlahnya. Pada 2020, Facebook dan Paypal juga mengumumkan pendanaan di perusahaan ini.
(Dani Jumadil Akhir)