JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui anggaran untuk pelaksanaan riset dulunya tercecer dan tersendat.
Hal ini yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggabungkan empat Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK).
Lembaga ini kini berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Adapun empat lembaga yang dikonsolidasikan diantaranya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
BACA JUGA:Erick Thohir Dukung Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat melalui PT Pelindo
"Kenapa pemerintah kemarin kongkonsolidasikan riset dengan segala kontroversi dibawa BRIN. Kalau kita lihat politik anggaran yang ada di kementerian memang banyak sekali anggaran riset tercecer dan tersendat," ungkap Erick saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makassar, Rabu (30/3/2022).
Meski begitu, Erick tidak memaparkan lebih jauh persoalan tersebut. Menurutnya, perkara menjadi tupoksi BRIN.
Usai penggabungan empat LPNK, dia optimis riset di Indonesia akan semakin baik, khususnya pengorganisasian anggarannya.
Erick juga meyakini BRIN akan terbuka oleh semua pihak, terutama berkolaborasi dengan universitas untuk mengembangkan riset di Indonesia.
Dia pun menyarankan agar Forum Rektor Indonesia bisa berkoordinasi dengan pihak BRIN untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan riset.
BACA JUGA:Erick Thohir Ganti Dirut Semen Baturaja, Berikut Susunan Direksi-Komisaris Terbaru
"Saya yakin BRIn sangat terbuka untuk bekerja sama dengan universitas, tinggal persatuan rektor yang saya pernah ketemu itu bisa mulai bertatap muka dengan BRIN, supaya punya kesepakatan apa yang bisa dilakukan. Saya yakin masing-masing universitas punya kekuatan riset yang berbeda satu sama lain," ungkapnya.
Erick sendiri sudah meminta seluruh jajaran direksi dan komisaris BUMN untuk mengembalikan riset dan pengembangan (R&D) di perguruan tinggi.
Langkah ini penting dilakukan lantaran di era disrupsi fundamental universitas dan pembangunan SDM menjadi kunci penting dalam menghadapi persaingan yang semakin kuat.
(Zuhirna Wulan Dilla)