2. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga saham. Jika perusahaan memiliki kinerja yang baik, seperti peningkatan laba per tahun atau pendapatan yang stabil, maka harga saham cenderung naik.
Namun sebaliknya, jika kinerja perusahaan buruk, seperti laba menurun atau merugi, harga saham cenderung turun.
3. Sentimen Pasar
Sentimen pasar adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika investor optimis terhadap kondisi pasar, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, jika investor pesimis, maka harga saham cenderung turun.
Sentimen pasar bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti isu politik, kebijakan pemerintah, atau bahkan rumor-rumor yang tidak berdasar.
4. Kondisi Industri dan Sektor Tertentu
Kondisi industri dan sektor tertentu juga dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Jika suatu industri atau sektor tersebut sedang naik daun, maka saham perusahaan dalam industri atau sektor tersebut cenderung naik.
Sebaliknya, jika suatu industri atau sektor sedang mengalami kesulitan, maka saham perusahaanya tersebut cenderung turun.
5. Perkembangan Pasar Saham
Perkembangan pasar saham secara keseluruhan juga dapat mempengaruhi harga saham. Jika pasar saham sedang mengalami tren naik, maka harga saham cenderung naik.
Namun, jika pasar saham sedang mengalami tren turun, maka harga saham cenderung turun.
6. Panic Selling
Dalam fenomena panic selling, para investor akan segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh. Hal ini tak lepas dari isu-isu yang muncul berkaitan dengan kondisi ekonomi atau perusahaan penerbit saham.
7. Faktor Manipulasi Pasar
Penyebab naik turun harga saham yang terakhir adalah manipulasi pasar. Uniknya, fenomena ini sengaja dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar. Mereka memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi pasar demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham.
(Taufik Fajar)