JAKARTA - PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS) resmi menjadi emiten ke-42 yang listing 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pagi ini harga saham perseroan dibuka di level Rp197, atau naik 34,93% dari harga penawaran awal yang ditetapkan sebelumnya yang sebesar Rp146 per saham.
Hingga pukul 09.17, harga saham KLAS masih berada di posisi Rp197 per saham. Adapun, volume saham yang diperdagangkan sebanyak 8,52 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp1,68 miliar, dan ditransaksikan sebanyak 2.608 kali.
“Tujuan utama kami masuk ke bursa adalah untuk mencapai transparansi, efisiensi, serta akuntabilitas dalam setiap kegiatan operasional. Kami juga berharap perusahaan fleksibilitas untuk mengembangkan usaha lebih cepat,” kata Direktur Utama KLAS, Kurnyatjan Sakti Efendie di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (12/6/2023).
Dalam gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perusahaan yang bergerak di bidang angkutan laut ini menawarkan sebanyak 540 juta saham atau 24,94% dari total modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga penawaran tersebut, perseroan akan mendapat dana segar sebesar Rp78,84 miliar.
Perihal penggunaan dana, sebesar 70,74% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian empat set kapal (tugboat) dan tongkang (barge).
Secara rinci, perseroan akan membeli sebanyak empat armada kapal (tugboat) dengan pabrikan yang bervariasi, di mana perseroan telah memperoleh perjanjian jual beli atau memorandum of agreement. Kemudian, perseroan akan membeli empat armada kapal tongkang (barge), di mana perseroan telah memperoleh perjanjian pembangunan.
Selanjutnya, sekitar 14,65% dana yang diperoleh akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak, yaitu KCL. Pertimbangan perseroan untuk melakukan penambahan penyertaan modal di KCL adalah guna mendukung KCL dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Nantinya, sebesar 2,66% dana yang diberikan kepada KCL akan digunakan untuk melakukan renovasi jetty dan infrastruktur. Serta, 11,99% akan digunakan untuk pembelian mesin cuci pasir dan pemurnian.
Terakhir, sekitar 14,61% dan hasil IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja, dalam rangka mendukung kegiatan operasional perseroan secara umum. Di mana, sebesar 8,30% digunakan untuk biaya perawatan kapal, 3,12% digunakan untuk biaya bahan bakar, sekitar 2,15% untuk biaya suku cadang kapal, dan 1,04% lainnya untuk biaya sandar.
Kurnyatjan Sakti Efendie menambahkan, melalui IPO, pihaknya ingin turut serta mendukung berjalannya infrastruktur laut Indonesia yang semakin agresif berkembang.
“Puji syukur kepada Tuhan, pada hari ini kami berhasil mencapai milestone baru. Kami berharap ke depan dapat menjadi Leading Company industri jasa transportasi laut di dalam negeri,” ujarnya.
Sehubungan dengan itu, lanjutnya, semua prospek makro Perseroan cukup baik karena ditopang kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga membutuhkan akomodasi pelayaran laut antar pulau untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi antar pulau, serta didukung oleh pertumbuhan sektor pertambangan yang terus bertumbuh, dimana hal ini akan berdampak pada meningkatnya trafik dari perjalanan antar pulau khsususnya angkutan barang komoditas.
Untuk itu melalui dana hasil IPO Perseroan akan memperkuat kinerja ke depan. Dengan sekitar 70,74% dana digunakan untuk pembelian 4 (empat) set kapal tunda (tugboat) dan tongkang (barge).
“Pertimbangan Perseroan memakai dana hasil Penawaran Umum untuk pembelian armada kapal dan tongkang dikarenakan dengan armada kapal yang ada saat ini, tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang ada,” katanya.
(Feby Novalius)