JAKARTA - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan bahwa porsi antara PT Pertamina (Persero) dengan Petronas apabila keduanya sepakat mengambil hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% Blok Masela yang kini masih dimiliki oleh Shell.
"Kalau tidak salah sih rencananya mungkin ini tergantung terakhirnya ya keputusan mereka, kalau tidak salah 20% Pertamina dan 15% Petronas. Pertamina harus lebih banyak," jelasnya ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Kendati demikian, Dwi mengaku belum dapat memastikan apakah porsi tersebut yang akan disetujui pada akhirnya atau bukan.
Begitupula soal kepastian apakah perusahaan migas asal Malaysia itu jadi gabung atau tidak untuk mengakuisi proyek gas lapangan abadi Blok Masela tersebut. Ia hanya bilang, bergabungnya Petronas tentunya akan mengurangi beban Pertamina.
"Tapi ini kita tidak tau lah terakhirnya, karena nanti itu rencana semua. Nanti pada saat Share Purchase Agreements (SPA) mau tanda tangan ini apakah memang langsung bertiga (atau) apakah Pertamina sendiri dulu. Itukan nanti tergantung, mestinya dengan awal begitu kan beban Pertamina juga tidak terlalu tinggi ya kalau bisa," paparnya.
Namun demikian, Dwi menyebut hingga kini Petronas menunjukan minat yang cukup besar untuk ikut maju dalam proses akusisi ini.
Dalam kesempatan itu, Dwi juga menyebutkan bahwa proses penandatangan perjanjian pengalihan hak partisipasi Blok Masela ini akan dilakukan pada Juli 2023.
"Ya itu sudah deal sehingga sekarang sedang menyusun SPA ya, perjanjian jual beli lah dan di rencanakan sih Juli ini bisa tanda tangan untuk SPA-nya. Kemungkinan sih pertengahan, pokoknya di bulan Juli," tutupnya.
(Taufik Fajar)