Industri Migas Dukung Net Zero Emission, Kontribusi Energi Bersih untuk Langit Indonesia

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 08 November 2023 13:25 WIB
Industri Migas Dukung Net Zero Emission, Kontribusi Energi Bersih untuk Langit Indonesia (Foto: Medco Energi)
Share :

JAKARTA - Industri minyak dan gas bumi (migas) mendukung target net zero emission (NZE) pada 2060. Sebab, industri migas tidak hanya mencari minyak dan gas demi ketahanan energi tetapi juga menjaga lingkungan dengan menghasilkan energi bersih untuk langit Indonesia.

Pemerintah melalui SKK Migas mempunyai enam upaya untuk menekan emisi karbon di industri migas.

Enam upaya tersebut antara lain regulasi, pengurangan emisi, flare, reforestasi atau penanaman pohon. carbon capture storage (CCS) maupun carbon capture utilization and storage (CCUS) hingga manajemen energi.

Sektor hulu migas menghasilkan emisi karbon yang cukup besar melalui proses produksi, di sisi lain sektor ini berupaya menekan emisi salah satunya dengan mengembangkan penangkapan karbon.

Nantinya migas sebagai salah satu energi yang dimanfaatkan dalam transisi menuju energi bersih. Apalagi, peluang investasi migas di Indonesia sangat terbuka lebar, mengingat potensi sumber daya migas yang sangat besar.

Dari data Januari 2023, proven reserves minyak bumi di Indonesia mencapai 2,41 BBO (billion barrel oil), sedangkan proven reserves gas bumi berada pada angka 35,3 TCF (trillion cubic feet).

Hingga akhir kuartal III tahun 2023, total realisasi investasi di sektor migas (hulu dan hilir) sudah mencapai 61% atau mencapai USD 10,61 miliar dari prognosa tahun 2023 sebesar USD 17,44 miliar.

Dari total investasi migas tersebut, angka investasi hulu migas mencapai USD 8,99 miliar dari target prognosa tahun 2023 sebesar USD 15,56 miliar, sedangkan angka investasi hilir migas sebesar USD 1,6 miliar dari target prognosa USD 1,88 miliar, atau mencapai 85%

Bukti industri migas mendukung target net zero emission (NZE) pada 2060 dilakukan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Medco Energi menyatakan komitmennya untuk terus melakukan langkah terukur dalam membangun bisnis berkelanjutan.

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, Medco senantiasa memastikan keberlangsungan bisnis dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan memastikan lingkungan hidup di sekitarnya senantiasa terjaga.

Menurut Hilmi dengan memastikan lingkungan hidup di sekitarnya terjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab, maka kelangsungan bisnis Medco Energi dapat terus dipertahankan untuk generasi mendatang.

"Secara tidak langsung juga mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menangani pemanasan global akibat perubahan iklim," kata Hilmi di Jakarta.

Sebagai bentuk komitmen dalam menangani pemanasan global akibat perubahan iklim, perusahaan mencanangkan strategi perubahan iklim dengan komitmen mencapai net zero untuk emisi cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan Cakupan 3 pada 2060.

Komitmen ini merupakan bagian dari peta jalan pembangunan bisnis berkelanjutan Medco Energi sejak 2017. Salah satu upaya dalam mencapai net zero emisi ini adalah dengan melakukan transisi energi.

Hilmi Panigoro mengatakan, perusahaan juga terus berupaya melakukan transisi energi menuju energi rendah karbon yang terjangkau. Transisi energi juga menyangkut pelibatan teknologi baru hingga isu sosial, ekonomi, serta lingkungan.

"Oleh karena itu, Medco Energi melakukan pendekatan terhadap keberlanjutan bisnis dengan berpedoman pada tiga pilar utama," kata Hilmi.

 BACA JUGA:

Sepanjang lima tahun terakhir, Medco Energi meningkatkan kinerja keberlanjutan bisnisnya dalam pengelolaan lingkungan, manajemen sosial, pemberdayaan masyarakat lokal, kesehatan dan keselamatan kerja, serta tata kelola, sehingga meraih berbagai pencapaian signifikan di akhir 2022.

Sejalan dengan kemajuan implementasi perubahan iklim dan transisi energi. Medco Energi juga mengedepankan program pengembangan masyarakat yang berkesinambungan demi terciptanya masyarakat mandiri di wilayah sekitar daerah operasinya.

Salah satu langkah perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah dengan mengurangi penggunaan energi dan meningkatkan efisiensi aset.

Hal ini tercermin dalam pencapaian berbagai inisiatif pengurangan emisi GRK (flaring) di aset-aset pada 2022, dengan estimasi pengurangan mencapai 96.000 tCO2e/tahun.

Medco Energi juga menjajaki peluang pemanfaatan teknologi terkini untuk pengurangan dan offsetting melalui penangkapan karbon.

"Perusahaan berkeyakinan dengan terus menerapkan strategi perubahan iklim dan melakukan transisi energi berkontribusi pada penurunan emisi yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, serta memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia," katanya.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, sektor hulu migas masih dibutuhkan di era transisi energi.

"Kami sangat yakin dan percaya bahwa sektor minyak dan gas akan tetap relevan, khususnya untuk gas akan memainkan peran lebih strategis dalam menyediakan keamanan energi untuk bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Dwi.

Langkah selanjutnya, bagaimana nantinya secara berkelanjutan meningkatkan produksi migas dan pada saat yang bersamaan juga mengurangi emisi.

"Implementasi dari IOG (Indonesian Oil and Gas) 4.0 sejak 2020 telah menunjukkan tanda positif dari dampak dengan kebijakan transformasi yang dilakukan oleh pemerintah yang akan membuka investasi-investasi penting seperti fleksibilitas dan fiscal term, perpajakan, dan lain-lain," ujar Dwi.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya