SHENZHEN - Build Your Dreams (BYD) mengungkapkan tidak mudah mendorong masyarakat mau menggunakan mobil listrik. Hal tersebut terjadi di banyak negara termasuk China.
Di China, penetrasi BYD dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik membutuhkan waktu panjang. Kendaraan listrik BYD dari 2010 sampai 2017 atau sekitar 7 tahun baru 1% digunakan.
Kemudian selama pandemi 2020, penetrasi kendaraan listrik BYD hanya 5% dan baru meningkat hingga 37% di 2023 atau sekitar 3 tahun kemudian.
"Mobil listrik ini sesuatu hal yang baru juga secara global, tidak hanya di Indonesia. Karena itu kami menganggap tantang sendiri bahwa tren ini memang benar," ujar Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, di Shenzhen, China, Kamis (7/3/2024).
Oleh karena itu, BYD terus melakukan riset dan pembelajaran terkait mobil listrik. Termasuk meriset kendaraan-kendaraan listrik seperti apa yang cocok di setiap negaranya.
"Kami percaya menjadi nomer satu di setiap negara ini berkaitan dengan model negara yang kami bawa di masing-masing negara," ujarnya.
Seperti di Indonesia, Eagle menyampaikan bahwa BYD telah melakukan riset sekitar 3 tahun sebelum memperkenalkan 3 model mobil listrik, yaitu Seal, Atto 3, dan Dolphin. Hal ini dilakukan supaya kendaraan listrik bisa sesuai dengan kondisi jalan Indonesia dan lainnya.
"BYD lakukan tes jalanan supaya sesuai dengan produk. Melakukan riset juga di luar Jawa untuk memperbesar jangkauan," ujarnya.
Meski kini menjadi raja mobil listrik dengan penjualan capai 3,02 unit di 2023, penetrasi BYD dibanyak negara bukan yang nomor satu. Misalnya di Thailand, penggunaan mobil listrik BYD masib menduduki peringkat keempat dari keseluruhan mobil listrik di negara tersebut. Di Singapura peringkat ketiga, kedua di China Hong Kong dan pertama di Nepal.
"Ini menjadi tren yang belum umum. Banyak sekali diskusi untuk melakukan pembicaraan ini. Tidak hanya di Asia Pacifik, di Eropa Barat dan Timur, termasuk Amerika Selatan. Australia ini menjadi pemahaman umum," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)