Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tenang! Kenaikan Suku Bunga Acuan Tak Mendesak

Fakhri Rezy , Jurnalis-Kamis, 20 Juli 2017 |06:13 WIB
Tenang! Kenaikan Suku Bunga Acuan Tak Mendesak
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menetapkan suku bunga acuan atau 7 day repo rate, yang telah dimulai hari ini hingga esok akan diumumkan keputusan yang diambil. Dengan melihat perkembangan yang ada di dalam negeri serta faktor global, tidak terlihat adanya kebutuhan untuk mengutak-atik level suku bunga yang ada saat ini.

Kekhawatiran atas tekanan harga saat bulan puasa hingga Lebaran sudah tidak lagi menjadi momok yang mengerikan bagi Indonesia, pasalnya Presiden Joko Widodo bersama para menteri sudah mengantisipasi ancaman ini jauh-jauh hari. Alhasil, kenaikan harga bahan-bahan pokok seperti yang biasa terjadi misalnya, melambungnya harga daging tidak terjadi dalam bulan lalu, begitu juga kenaikan harga barang lainnya masih dalam batas yang wajar.

Tak heran pada Juni, angka inflasi tercatat sebesar 0,69%, terutama disumbang oleh kenaikan ongkos transportasi, secara tahunan inflasi tercatat sebesar 4,37%. Sehingga angka inflasi sepanjang paruh pertama tahun ini, yakni Januari hingga Juni, baru tercatat sebesar 2,38%, sedangkan target pemerintah dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017 tercatat sebesar 4,3% dari target sebelumnya sebesar 4%.

''Mengingat masih terus terjaganya keseimbangan dalam perekonomian baik internal yakni terkendalinya inflasi serta sisi eksternal yang tercermin pada neraca perdagangan yang masih surplus, tidak ada alasan yang kuat untuk mengubah suku bunga di level yang ada sekarang,” kata Ekonom Bahana Sekuritas Fakhrul Fulvian.

 Baca juga: Tahan Suku Bunga, BI Akui Berkomunikasi dengan The Fed

Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah di level 4,75% sejak November tahun lalu, untuk menjaga daya beli dan mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi diatas 5% sepanjang 2017, seiring dengan membaiknya harga komoditas global yang memberi dampak positif terhadap kinerja ekspor. Meski, pada Juni kegiatan ekspor dan impor turun karena bulan puasa dan menjelang Lebaran.

Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan total ekspor turun sebesar 11,82% secara tahunan dengan nilai USD11,64 miliar, hal yang sama terjadi pada impor yang turun sebesar 17,21% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai USD10,01 miliar, sehingga neraca perdagangan masih mencatat surplus sebesar USD1,63 miliar. Selama periode Januari hingga Juni, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD7,63 miliar, angka ini hampir naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD4,13 miliar.

“Penurunan ekspor pada Juni lalu hanya sementara karena libur Lebaran yang lebih panjang, secara keseluruhan kinerja ekspor masih memperlihatkan kinerja positif, yang tercermin pada masih tingginya surplus neraca perdagangan,'' terang Fakhrul.

Dengan masih terjaganya keseimbangan eksternal dan internal, Fakhrul menilai bank sentral akan lebih memantau transmisi kebijakan moneter yang ada terhadap sektor keuangan khususnya perbankan yang tercermin pada angka pertumbuhan kredit, sementara itu, dengan melihat kondisi inflasi yang lebih lemah dari perkiraan semula di negara-negara maju akan membuat BI sedikit lebih dovish.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement