Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Aturan Berdagang Nabi Muhammad SAW yang Patut Ditiru

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 31 Maret 2022 |18:09 WIB
Ini Aturan Berdagang Nabi Muhammad SAW yang Patut Ditiru
Ilustrasi Ramadan. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Cara Nabi Muhammad SAW berdagang di pasar menarik untuk diketahui. Muhammad sudah ikut berdagang sejak usia 12 tahun.

Muhammad sangat mengerti tabiat dan watak pasar. Muhammad juga sangat paham dengan kebaikan (al-khair) dan keburukan (al-syar) yang ada di dalam pasar. Sehingga, dalam konteks tertentu beliau mengingatkan kepada sesama pedagang agar waspada dan berhati-hati saat masuk pasar.

Dalam konteks ini, sebagaimana disebutkan al-Suyuthi dalam bukunya al-Jami’ al-Shagir, Rasululah bersabda bahwa “seburuk-buruk tempat adalah pasar” (HR Al-Hakim).

 BACA JUGA:Perjalanan Bisnis Nabi Muhammad SAW hingga Jadi Pengusaha Sukses, Berdagang sejak Usia 12 Tahun

Demikian dilansir dari Buku Bisnis Ala Nabi karya Mustafa Kamal Rokan, Jakarta, Kamsi (31/3/2022).

Untuk menghindarkan sisi negatif dari tabiat pasar, Muhammad mencoba meletakkan aturan-aturan dan etika yang harus ditegakkan oleh pelaku-pelaku pasar.

Beberapa bentuk etika bisnis yang diajarkan Muhammad di pasar di antaranya adalah adil dalam takaran dan timbangan, jujur dan transparan dalam bertransaksi.

Kemudian, tidak melakukan jual-beli najasy (menjual barang dengan mempergunakan jasa orang lain untuk memengaruhi dan memuji barang dagangannya dengan pura-pura menawar agar orang lain terpancing membelinya), tidak melakukan talaqqi ar-rukban (menjemput barang dagangan ke pemiliknya di luar kota dan meletakkan harga yang tidak sesuai dengan harga pasar untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar).

Demikian juga dengan etika untuk tidak menjual kepada orang lain barang yang belum sempurna dimiliki, tidak melakukan ihtikar (penimbunan barang kebutuhan masyarakat lalu menjualnya dengan harga tinggi), tidak melakukan transaksi yang bersifat ribawi serta menghindarkan aktivitas yang bersifat maya (gharar).

Etika bisnis dalam Islam adalah memberi kemudahan (tasamuh) baik sebagai penjual maupun pembeli sehingga pasar terasa nyaman dan menjadi aman. Rasulullah pernah bersabda “Allah merahmat seseorang yang memberi kemudahan ketika menjual, ketika membeli, dan ketika melunasi” (HR Bukhari).

 BACA JUGA:Kunci Sukses Berdagang ala Nabi Muhammad SAW

Pasar memang harus diawasi. Secara individu manusia memerlukan pengawasan. Titik lemah yang sering mencelakakan manusia adalah kerakusan.

Dalam sebuah riwayat yang populer dan dilaporkan oleh Imam al-Bukhari, Rasulullah pernah bersabda: “Jika seorang anak Adam (manusia) telah dikaruniai emas satu lembah, niscaya dia akan menginginkan yang kedua. Apabila telah memilki dua lembah emas, dia menginginkan yang ketiga. Dia tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan keinginannya, kecuali setelah mulutnya penuh disumpal tanah” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi).

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement