Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hatta: 2013, Inalum Harus 100% Indonesia

R Ghita Intan Permatasari , Jurnalis-Jum'at, 02 Maret 2012 |13:31 WIB
  Hatta: 2013, Inalum Harus 100% Indonesia
Logo. PT Inalum.
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah menuturkan pada 2013 PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) 100 persen akan kembali kepada Indonesia. Saat ini, nilai aset Inalum diperkirakan mencapai USD700 juta. Sekira USD500 juta-USD600 juta dimiliki perusahaan Jepang dan sisanya dimiliki pemerintah senilai USD200 juta atau Rp2 triliun.

"Inalum, begitu 2013 semua harus kembali ke Indonesia 100 persen," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, kala ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (2/3/2012).

Menurutnya, pemerintah pun sudah mempersiapkan penransferan uang untuk aset dan telah dilakukan audit assesment dengan tiga perusahaan audit.

"Kemudian kita mempersiapkan uang untuk transfer asetnya dan sudah dilakukan audit assesment dengan tiga perusahaan audit yang selisihnya tidak berbeda satu sama lain antara USD600juta sampai USD700 juta," paparnya.

Dana tersebut, lanjut dia, bisa saja diambil dari APBN. "Dan bisa di-breezzing dari PIP kemudian kalau di RAPBN akan diserahkan pada perusahaan BUMN berikutnya siapa yang akan mengelola," kata Hatta.

Setelah itu, akan dilakukan pengkajian tahap ke-2 oleh pemerintah. Pengkajian tersebut, nantinya untuk menentukan perusahaan mana yang akan diajak kerja sama kembali seperti dengan Jepang kala itu.

"Tentu nanti bisa pemerintah daerah diajak, intinya itu kembali dulu. Dalam hal ini yang negosiasi pemerintah karena itu kan aset pemerintah tetapi yang mengelola BUMN," pungkas Hatta.

Inalum adalah perusahaan aluminium smelter, hasil kerja sama Indonesia dengan Konsorsium Pengusaha Aluminium Jepang (NAA) sejak 1975. Perjanjian akan berakhir pada 2013.

Master agreement, yang menjadi dasar Inalum, dinilai banyak merugikan Indonesia sehingga pemerintah mengambil keputusan untuk mengakhiri perjanjian pengelolaan Inalum dengan Jepang pada tahun lalu.

Berdasarkan data Refleksi Akhir Tahun Kementerian BUMN, komposisi kepemilikan saat kerja sama Inalum dimulai adalah Indonesia sebesar 10 persen dan NAA 90 persen. Namun terjadi perubahan pada 1987 sehingga komposisi pemegang saham terdiri atas Indonesia 41,12 persen dan NAA 58,88 persen.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement