Ini Alasan IHSG Bisa Catat Rekor

JAKARTA - Penguatan yang signifikan terjadi pada bursa regional membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan rekor baru pada minggu ini. Penguatan IHSG, tidak lepas dari laporan keuangan kuartal I-2013, dan data ekonomi Amerika Serikat (AS), serta China yang turut membaik.

Menurut Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, selain itu dari dalam negeri tidak dinaikkannya suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) turut menjadi pendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama satu minggu.

"Indeks naik 39,74 poin atau 0,78 persen, namun tetap diiringi net sell Asing Rp11 triliun sehingga selama 20 minggu total net buy Asing turun menjadi Rp16,12 triliun," kata dia dalam risetnya di Jakarta, Sabtu (18/5/2013).

Lebih lanjut dia menjelaskan, melihat pola yang terbentuk White Opening Marubozu, maka pada IHSG masih mungkin untuk melanjutkan kenaikan. "Melihat pola yang terbentuk maka pada hari senin diperkirakan indeks kembali naik dalam kisaran support 5.093 dan resistance 5.212," jelas dia.

Selain itu, kuatnya pertumbuhan Consumer Sentiment AS pada Mei, yang mencatat angka tertinggi sejak Juli 2007, data Leading Indicators April tertinggi lima tahun terakhir, serta JP Morgan yang menaikkan target indeks S&P 500 menjadi 1,715 menjadi faktor pendorong kenaikan Dow Jones.

"Sentimen yang ada turut mendukung kenaikan pada Dow Jones yang ditutup pada level 15.354,4 dan diiringi kejatuhan The Vix 4,74 persen ditutup pada level USD12,45, membuat Dow selama seminggu ini menguat 235,9 poin atau 1,56 persen," jelas dia.

Sementara bursa regional sepanjang minggu lalu seperti Nikkei naik 530,16 poin atau 3,63 persen, dan STI naik 5,53 poin atau 0,16 persen dan kemudian juga mendorong kenaikan harga beberapa komoditas seperti Tin 0,6 persen dan CPO 1,8 persen.

(Martin Bagya Kertiyasa)