Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Produsen Lebih Pilih Ekspor Ketimbang Olah CPO

Fakhri Rezy , Jurnalis-Senin, 16 September 2013 |11:24 WIB
Produsen Lebih Pilih Ekspor Ketimbang Olah CPO
Ilustrasi. (Foto: Koran SI)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menilai para produsen Crude Palm Oil (CPO) lebih sering melakukan ekspor. Padahal, pemerintah telah memberikan insentif pada industri pengolah CPO.

Deputi teknologi informasi, energi dan mineral BPPT, Unggul Priyanto, mengatakan dalam faktanya, harga CPO saat ini cukup bagus di pasar international, dengan harga mencapai sekira Rp7.500 per liter.

"Bagi pengusaha, mengekspor CPO jauh lebih menarik dari pada mengolah menjadi biodiesel karena sudah pasti akan memperoleh keuntungan lebih besar meskipun sebenarnya sudah ada insentif dari pemerintah sebesar Rp3.000 per liter," ujar Unggul saat konferensi pers di Jakarta, Senin (16/9/2013).

Unggul mengatakan, keberhasilan penerapan Bahan Bakar Nabati (BBN), khususnya biodiesel dan bioethanol, lebih banyak tergantung kepada kesediaan bahan baku yang murah. Hal tersebut dikarenakan sekira 75-80 persen biaya produksi berasal dari biaya bahan baku.

"Untuk itu perlu dipikirkan konsep industri BBN terpadu yang bisa menjamin keberlanjutan bisnis secara lebih kompetitif," ujar Unggul.

Walaupun begitu, penyediaan CPO sebagai bahan baku biodiesel atau singkong untuk bioethanol ini harus diakui masih sangat sulit atau kurang kompetitif. Pasalnya, penjualan ini harus mengikuti mekanisme pasar.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement