JAKARTA - PT Kertas Leces tengah mengalami kerugian sejak sembilan tahun lalu, kerugian terbesar terjadi pada tahun 2006 mencapai Rp145,277 miliar. Hal itu dikarenakan produksi kertas yang dihasilkan hanya mencapai 2 persen dari kebutuhan produksi secara nasional. Lantas apa yang akan dilakukan BUMN ini?
"Kami memutuskan untuk meningkatkan nilai bisnis Kertas Leces berbasis nonwood yakni kertas sekuriti dan kertas berharga. Harus melakukan turn around Management," ujar Direktur Utama Kertas Leces, Budi Kusmarwoto pada pewarta di Kementerian BUMN Rabu (24/12/2014)
Dia menjelaskan bahwa untuk melakukan turn around management akan berfokus pada aspek budaya perusahaan, selective aggressiveness dan financial restructuring.
"Untuk aspek budaya kita akan restrukturisasi sumber daya manusia dari sisi kuantitas maupun kualitas, selektive aggresiveness memilih produk yang memberikan keuntungan marjin tinggi seperti pulp rice straw berbahan baku jerami dan baca dan financial restructuring yakni tengah menyelesaikan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)," jelasnya.
Selain potensi bisnis, kami juga akan menjadi agen pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat tanpa mengorbankan kepentingan korporasi untuk mendapat keuntungan.
"Di mana harus melanjutkan bisnis plant, ke pihak kreditur ke depannya bisa hidup atau tidak," tandas Budi.
(Fakhri Rezy)