JAKARTA - Pemerintah diminta perlu terus melakukan kontrol terhadap harga beras. Pasalnya, harga gabah pada level petani mengalami penurunan, sementara pada pedagang mengalami kenaikan.
"Jadi sekarang walaupun sudah musim panen dan akan panen raya, kemudian di level petani harga turunnya cukup cepat, tapi level pedagang terjadi kenaikan. Ini harus dipantau," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di kantornya, Rabu (1/4/2015).
Suryamin menambahkan, harga gabah bulan Maret dibandingkan Februari 2015 menurun 8,6 persen menjadi Rp4.499,83 per kg. Sementara itu, harga beras giling meningkat 0,5 persen menjadi Rp9.298,25 per kg.
"Harga beras giling meningkat 0,5 persen. Di level grosir meningkat 2,05 persen dan di eceran 2,24 persen peningkatannya," tambah dia.
Menurut catatan BPS, beras memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen. Namun, secara umum sektor bahan makanan mengalami deflasi 0,73 persen.
"Untuk komoditi bahan makanan terjadi deflasi 0,73 persen tapi harga beras masih inflasi," ucap Suryamin.
Sebelumnya, BPS mencatat inflasi bulan Maret sebesar 0,17 persen. Namun, untuk tahun kalender terjadi deflasi 0,44 persen, inflasi year on year 6,38 persen dan inflasi komponen inti 0,29 persen serta inflasi inti year on year 5,04 persen.
(Fakhri Rezy)