Ekonom dari Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra, menyebut jika terus mengandalkan komoditas mentah, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan terlibat perang saudara. Dia menilai ada empat cara yang harus dilakukan pemerintah untuk mengubah pola pikir tersebut.
"Pertama, substitusi impor atas barang yang banyak diimpor, terutama kebutuhan pokok. Ini tidak berarti memproduksi 100 persen tetapi produksi dalam negeri harus dominan," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (18/7/2015).
Dia menjelaskan, substitusi impor atas kebutuhan pokok tidak sekedar jumlah tetapi juga kualitas agar masyarakat mau mengonsumsinya. Lebih lanjut dia mengatakan, produksi beras, sapi, dan rempah-rempah, bukan persoalan yang sangat sulit bagi Indonesia bila dilihat dari kondisi alam.
"Penghambat utamanya adalah perilaku rent-seeking oknum elit yang ingin produksi domestik gagal agar mendapat fee dari kuota impor. Penghambat lainnya adalah jumlah dan kualitas penyuluh pertanian, serta kelembagaannya yang sangat memprihatinkan," tutur dia.