Saratoga Berhasil Cetak Laba Rp923 Miliar

Danang Sugianto, Jurnalis
Kamis 31 Maret 2016 17:40 WIB
Ilustrasi laba. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil meraup laba bersih sebesar Rp923 miliar. Angka tersebut meningkat 48 persen jika dibandingkan perolehan laba bersih di 2014 sebesar Rp624 miliar.

Presiden Direktur Saratoga Michael WP Soeryadjaya mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut lebih disebabkan karena perseroan menerima lebih dari 100 peluang investasi sepanjang 2015.

Menurutnya, penerimaan terutama didorong oleh realisasi dari valuasi investasi sebesar Rp1,1 triliun dari PT Merdeka Copper Gold Tbk, dimana di 2015 telah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Keputusan investasi yang dilakukan selama 2015 telah melalui proses yang detail dan sangat selektif. Kami optimis investasi tersebut akan semakin memperkuat portofolio Saratoga, menciptakan sinergi dan mampu menjaga bisnis perusahaan tumbuh secara berkelanjutan,” ungkapnya seperti dilansir dalam keterangan tertulis perseroan, Kamis (31/3/2016).

Michael menjelaskan dari 100 proposal penawaran dari berbagi peluang investasi yang masuk, sebanyak 39 di antaranya sampai tahap due dilligence dan menetapkan 3 investasi baru senilai Rp300 miliar.

Saat ini, Saratoga mengakuisisi saham PT Agra Energi Indonesia, sebuah Perusahaan yang melakukan tahap awal eksplorasi migas yang berfokus pada eksplorasi aset dan laut dalam di Indonesia Timur.

Kedua, melalui akuisisi terhadap saham PT Batu Hitam Perkasa, Saratoga mempunyai kepemilikan di Paiton Energy, salah satu IPP terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mengoperasikan dua unit pembangkit listrik, yakni unit 7/8 dan unit 3 dengan kapasitas total pembangkit 2.035MW, yang merupakan bagian dari Paiton Power Station yang melayani jaringan listrik Jawa-Bali.

Kemudian investasi yang terakhir dilakukan pada Heyokha Investment, sebuah perusahaan investasi yang memungkinkan Saratoga untuk memperluas kemampuan dalam berinvestasi di ekuitas publik dan swasta.

Kendati begitu Michael mengakui, penurunan harga komoditas dan kondisi perekonomian domestik yang cukup dinamis selama 2015 telah memangkas laba bersih dari entitas perusahaan yang dicatat dengan metode ekuitas dari Rp764 miliar menjadi Rp477 miliar. Perusahaan juga mengalami kerugian kurs sebesar Rp272 miliar dan peningkatan beban bunga sebesar Rp91 miliar.

"Kondisi makro ekonomi mempengaruhi bisnis perusahaan investasi, namun dengan strategi diversifikasi yang tepat dan manajemen yang teruji dan solid dengan didukung oleh fundamental bisnis dari perusahaan investasi yang kuat, Saratoga mampu mengatasi hambatan dan mengidentifikasi peluang investasi yang menarik," pungkasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya