Rumah Tipe Menengah di Bali Naik Paling Tinggi

Antara, Jurnalis
Selasa 05 April 2016 11:01 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

DENPASAR - Harga tertinggi pada rumah tipe menengah di Bali tumbuh sebesar 2,21 persen (yoy) pada triwulan IV-2015. Dan peningkatan terendah terjadi pada rumah tipe besar yang tumbuh sebesar 1,43 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati mengatakan, secara triwulanan, kenaikan harga terjadi pada tipe rumah menengah dan besar. Peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah dengan kenaikan sebesar 0,89 persen (qtq). (Baca juga:  Properti Bali Buat Investor Bergairah)

“Sedangkan untuk tipe besar mengalami peningkatan harga sebesar 0,13 persen (qtq) dan tipe kecil tidak mengalami kenaikan harga,” jelasnya di Denpasar, Selasa (5/4/2016).

Dewi menjelaskan, hasil survei pada triwulan IV-2015 mengkonfirmasi bahwa dana internal perusahaan dan pembiayaan bank tetap menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial dengan share masing-masing mencapai 39 persen dan 53 persen.

Komposisi pembiayaan sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan III-2015 yang tercatat sebesar 36 persen (komposisi dana internal) dan 51 persen (komposisi pembiayaan dari bank).

Begitu pula komposisi pembiayaan dari konsumen melalui "down payment" hanya sebesar empat persen, lebih rendah dari triwulan III-2015 yang tercatat 7,95 persen. Dia mengatakan, dari sisi konsumen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) tetap menjadi pilihan utama pembiayaan konsumen untuk semua jenis tipe rumah. (Baca juga:  Potensi Bisnis Properti di Bali Kian Seksi)

Sedangkan untuk jenis tipe rumah kecil, jumlah konsumen yang menggunakan pembiayaan KPR mencapai 71,33 persen, lebih rendah dari triwulan III-2015 sebesar 79,33 persen.

Pada tipe rumah menengah, komposisi pembiayaan dengan KPR mencapai 70,29 persen, lebih rendah dari triwulan III-2015 yang sebesar 78,67 persen. Komposisi pembiayaan KPR untuk tipe rumah besar mencapai 64,55 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan hasil survei triwulan III-2015 sebesar 60 persen.

Tunai bertahap menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang dipilih konsumen, khususnya untuk perusahaan-perusahaan properti dengan modal besar yang memberikan fasilitas cicilan secara bertahap kepada konsumen dengan jangka waktu 12 hingga 18 bulan.

Perlambatan perkembangan properti residensial pada periode triwulan IV-2015 juga diperlihatkan oleh perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan.

Perkembangan KPR pada triwulan IV-2015 tercatat Rp 11,59 triliun, atau tumbuh sebesar 6,17 persen (yoy). Pertumbuhan penyaluran KPR tersebut tumbuh melambat jika dibandingkan dengan triwulan III-2015 yang tumbuh sebesar 7,50 persen (yoy), dan dibandingkan triwulan IV-2014 yang tumbuh sebesar 15,02 persen (yoy).

Perkembangan properti di Provinsi Bali diperkirakan akan mulai membaik pada triwulan I-2016, ditunjukkan dengan perkiraan pertumbuhan harga properti residensial yang lebih tinggi yakni sebesar 1,11 persen (qtq).

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya