Inovasi Iskandar Jadikan BUMN Produsen Vaksin Kian Mendunia

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis
Jum'at 12 Agustus 2016 09:54 WIB
Ilustrasi : Okezone
Share :

Iskandar pernah menempati berbagai posisi manajerial, seperti Kepala Bagian Produksi Infus (1988), Kepala Bagian Produksi Lain (1994), Kepala Divisi Logistik (2002), Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan (2005), serta Direktur Perencanaan dan Pengembangan (2007).

Ia juga aktif di berbagai forum industri vaksin dunia. Saat ini Iskandar menjadi salah satu anggota Board of Trustees di International Vaccine Institute (IVI) Korea, sebagai Chairman program Self Reliance Vaccine Production-Islamic Development Bank (SRVP-IDB), dan Anggota Dewan Riset Vaksin Nasional.

Iskandar memperoleh gelar magister dari program Pascasarjana Bidang Manajemen Keuangan, Universitas Padjadjaran Bandung (2004), meraih gelar Apoteker ( 1981), dan Sarjana (1980) dari Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung.

"Bio Farma fokus dengan melakukan inovasi dan menerapkan strategi menuju perusahaan life science," kata Iskandar dalam laporan tahunan 2015.

Ia menjelaskan, perjalanan panjang Bio Farma hingga kini telah bertransformasi menjadi produsen vaksin dan antisera kelas dunia bermula ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda mendirikan Parc-Vaccinogène (Lembaga Pengembangan Vaksin Negara) pada 6 Agustus 1890.

Sejak awal berdiri, Parc-Vaccinogène fokus pada berbagai penelitian untuk memberantas penyakit menular hingga akhirnya Parc-Vaccinogène menjalin kerjasama dengan Institut Pasteur untuk melakukan penelitian mengenai mikrobiologi, sehingga lembaga ini berubah nama menjadi Parc-Vaccinogène en Instituut Pasteur.

Sejalan dengan perkembangan zaman, perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan badan hukum. Kemudian hingga pada 1997, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1997, perusahaan berubah menjadi perusahaan perseroan (persero) yang sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama PT Bio Farma (Persero).

“Di sisi lain, pemain multinasional memandang pasar Indonesia dan kawasan ASEAN sebagai pasar yang sangat potensial. Hal ini merupakan ancaman nyata yang harus siap dihadapi oleh Bio Farma. Bio Farma harus meningkatkan strategi pemasaran terutama untuk meraih pangsa pasar domestik non-pemerintah atau sektor swasta lebih besar lagi,” ungkap dia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya