Dia menekankan bahwa proyek Terminal Regasifikasi LNG Bojonegara ini harus lebih efisien dari proyek yang sudah ada. Adapun sumber gas yang akan diolah nantinya bisa berasal dari berbagai tempat, seperti dari Proyek Tangguh ataupun impor.
“Jadi kalau misalnya di tempat lain ada yang mau bangun, enggak ada masalah. Malah bisa memperkuat infrastruktur Pertamina,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Gas, Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani juga pernah mengatakan, PT BSM menawarkan kerja sama pembangunan LNG Receiving Terminal sejak awal 2014. “Kemudian, dengan pertimbangan sejalan dengan rencana bisnis, Pertamina menyambut tawaran itu,” kata dia.
Juru Bicara Bumi Sarana Migas Nanda Sinaga sebelumnya mengatakan, proyek ini merupakan gagasan Kalla Group yang dikemudian ditawarkan kerja sama kepada Pertamina pada 2013. Fasilitas ini rencananya akan memiliki tingkat keandalan tinggi dan kompetitif dibandingkan fasilitas sejenis di Indonesia dan regional.
Dia menjelaskan, ketertarikan Kalla Group untuk membangun terminal regasifikasi LNG ini lantaranya adanya data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas 2013-2030. Menurut data tersebut, wilayah Jawa bagian Barat akan defisit gas sebagai dampak dari berkurangkan dan akan habisnya cadangan gas di Sumatera, sementara permintaan justru naik.
(Dani Jumadil Akhir)