KULONPROGO – Pembangunan fisik New Yogyakarta Airport (NYIA) segera dimulai. Sejumlah alat berat sudah disiapkan di lokasi proyek yang terletak di Pesisir Selatan Kulonprogo, DIY. Untuk tahap awal akan dilakukan land clearing oleh PT Pembangunan Perumahan (PP).
“Kita akan mulai tradisi ‘Slametan’ (berdoa untuk keselamatan), baru dilanjutkan pekerjaan land clearing,” tutur Project Manager Pembangunan Bandara PT Angkasa Pura I, Sujiastono, Kamis (10/8/2017).
Rencananya, tradisi ini akan dilaksanakan besok usai Salat Jumat. Tradisi ini berupa doa bersama dan dilanjutkan pemberian santunan kepada anak yatim piatu dari pondok pesantren atau panti asuhan.
Baca Juga:
Ganti Untung Lahan Bandara Baru Yogya, Perbankan Panen Dana Murah
Hambatan dalam Pembangunan Infrastuktur Penunjang Bandara Kulonprogo
Menurut Sujiastono, sejumlah alat berat ini akan dipakai untuk membersihkan lokasi bandara. Nantinya akan dilkakukan persiapan lahan oleh PT PP, yang merupakan salah satu BUMN di Indonesia. Setidaknya sudah ada delapan alat berat yang terdiri dari Backhoe dan buldoser yang sudah terparkir di lokasi bandara.
“Itu baru sebagian alat, jumlah pastinya saya kurang tahu,” ujarnya.
Pembangunan bandara ini akan dilaksanakan secara simultan dan paralel. Artinya tidak hanya satu pekerjaan, namun ada beberapa yang dilaksanakan secara bersamaan. Apalagi target waktu terus berjalan. Di mana pada 2019 sudah harus beroperasi.
Untuk tahap awal, pekerjaan akan fokus pada penyiapan lahan untuk runway. Lokasinya berada paling selatan yang berada di atas tanah eks Kadipaten Pakualam (Pakualam Ground). Selama ini lahan tersebut dipakai untuk areal pertanian hingga hotel dan penginapan. Pasca-dibebaskan, lahan sudah dikosongkan. Kini, tinggal beberapa bidang lahan saja yang belum tuntas.
“Kita lihat di lapangan nanti mereka (yang belum mengosongkan) seperti apa,” tuturnya.
Kapolsek Temon Kompol Setyo Heri Purnomo mengatakan untuk pengamanan proyek menjadi urusan PT Angkasa Pura dan rekanan proyek. Secara umum, polisi bertanggung jawab dalam pengamanan karena sebagai proyek negara. Sedangkan untuk masalah teknis, diserahkan kepada rekanan.
“Pengamanan melibatkan warga sekitar untuk mengamankan aset proyek. Kita akan maksimalkan proses patrol saja,” tegas Heri.
(Dani Jumadil Akhir)