Tanpa Sentimen Negatif Bayi Debora, Bagaimana Potensi Saham Mitra Keluarga?

Ulfa Arieza, Jurnalis
Senin 11 September 2017 14:28 WIB
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) tengah diterjang kasus setelah meninggalnya bayi Debora. Pihak rumah sakit diduga menelantarkan bayi Debora hingga meninggal, lantaran keluarga tidak sanggup memenuhi persyaratan biaya administrasi.

Akibat dipenuhi ketidakpastian akan kasus hukum, saham MIKA pun banyak ditinggalkan investor. Terpantau saham MIKA pada pembukaan perdagangan, merosot 30 poin dari penutupan sebelumnya Rp 2.110 ke level Rp 2.080. Lalu, bagaimana kinerja perseroan?

Baca Juga: Gara-Gara Kasus Bayi Debora, Saham Mitra Keluarga 'Kritis' hingga 3,79%

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Robertus Yanuar Hardy, mengungkapkan perseroan tengah menilik peluang dari pasien pengguna layanan JKN (BPJS Kesehatan).

Potensi pertumbuhan yang besar dari pasien JKN, mendorong perseroan untuk melakukan ekspansi dengan rencana akuisisi PT Rumah Kasih Indonesia (Kasih Group, RKI) yang merupakan pengelola 7 RS dan RSIA penyedia layanan JKN dengan kapasitas lebih dari 500 tempat tidur.

"Proses akuisisi senilai Rp342,6 miliar ini dijadwalkan selesai pada awal bulan Oktober-2017, di mana MIKA akan menjadi pemilik 70% saham RKI," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Okezone.

Baca Juga: Imbas Kasus Bayi Debora, Hindari Saham Mitra Keluarga untuk Jangka Pendek

RKI sendiri, pada tahun 2016 memiliki pendapatan Rp155 miliar, EBITDA Rp20 miliar, serta pertumbuhan yang positif dalam dua tahun terakhir. Adapun 30% sisa saham RKI masih akan dimiliki oleh Jozef Darmawan Angkasa bersaudara.

Mekipun pendapatan berpotensi naik, Robertus, melihat profitabilitas MIKA Group secara rata-rata keseluruhan akan turun pasca-akuisisi. Pasalnya, EBITDA Margin RKI sekarang ini hanya sebesar 12,9%, dibanding MIKA 37,3%.

"Kontribusi pendapatan RKI kepada MIKA diperkirakan hanya akan berkisar 5-6% tahun ini, yang ditargetkan oleh manajemen untuk naik hingga mencapai 10% dalam tiga sampai lima tahun mendatang," imbuh dia.

Oleh karena itu, Robertus merekomendasikan neutral untuk saham MIKA. Dia menjelaskan pada level harga sekarang di level Rp2.130, saham MIKA diperdagangkan pada rasio harga saham dibandingkan laba per saham (price to earning ratio) 43 kali dan rasio harga saham dibandingkan nilai buku 9 kali.

Sedangkan dari sisi kinerja keuangan, pendapatan perseroan turun 2% yoy menjadi Rp1,23 triliun dari Rp1,26 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih turun 5,5% menjadi Rp365 miliar dari Rp386 miliar. EBITDA turun 3% menjadi Rp461 milar dari Rp476 miliar.

"Penurunan ini karena efek hari raya, di mana volume pasien turun namun nilai pendapatan rata-rata per pasien rawat inap dan rawat jalan masih menunjukkan peningkatan," tukas Robertus.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya