JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai, Heru Pambudi memproyeksi produksi rokok di 2018 turun menjadi 321,9 miliar batang. Produksi ini turun sebanyak 9,79 miliar batang yang akan turut memengaruhi target penerimaan cukai tembakau atau rokok yang akan tumbuh tipis 0,5% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seperti diketahui target penerimaan cukai di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp155,4 triliun yang di antaranya terdiri dari cukai Hasil Tembakau (HT) sebesar Rp148,23 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan terget di tahun ini sebesar Rp147,49 triliun.
"Kami targetkan kenaikan penerimaan dari cukai hasil tembakau tidak terlalu besar seperti 2 tahun terakhir karena beberapa hal," ungkapnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/7/2019).
Lanjut Heru, target penurunan produksi rokok di 2018 dikarenakan turunnya produksi rokok 2,9% hingga akhir tahun ini, sehingga pada 2017 produksi menjadi 331,69 miliar batang, dan secara perlahan akan menjadi 321,9 miliar batang atau turun 9,79 miliar batang di 2018.
Selain itu, dia menjelaskan faktor penyebab lain yakni dikarenakan adanya pemberlakukan PMN nomor 57 tahun 2017 tentang penundaan pembayaran cukai hasil tembakau yang menggeser penerimaan cukai hasil tembakau 2018 ke tahun berikutnya yang diperkirakan Rp8,2 triliun hingga Rp11,2 triliun.
"Dengan kata lain di 2018 tax based yang dijadikan dasar penerimaan cukai hasil tembakau 11,5 bulan, enggak lagi 12 bulan seperti tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan kebijakan ini bisa mengomepnasasi penerapan PMK 20 semua pembelian pemesanan pita cukai mesti harus dibayar di tahun berjalan. Di 2016-2017 periode Januari-Februari sedemikian rendahnya sehigga ganggu cashflow dan dengan PMK 57 ini bisa hadapi problem yang 2 tahun ini muncul," jelasnya.
Menurutnya, cukai hasil tembakau tidak terlalu besar dalam 2 tahun terakhir ini. Sehingga di 2018 akan dilakukan cukai untuk kantong plastik yang diperkirakan bisa menyumbang penerimaan cukai sebesar Rp500 miliar.
"Ada potensi penerimaan cukai plastik yang diharapkan menyumbang Rp500 miliar pada tahun depan," tukas Heru.
(Dani Jumadil Akhir)