Wejangan Dirjen Pajak ke Anak STAN: Anda Harus Mengabdi kepada Rakyat

JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Ken Dwijugiasteadi mengatakan, bekerja di bawah naungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bukanlah sesuatu yang mudah. Pasalnya, pekerjaan ini dituntut untuk memiliki integritas yang tinggi dikarenakan banyaknya godaan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi berpesan kepada para mahasiswa untuk bekerja dengan penuh integritas. Jangan sampai memanfaatkan jabatan untuk kepentingan sendiri.

 Baca juga: Besok Genap Berusia 60 Tahun, Kemenkeu: Ken Dwijugiasteadi Tetap Pensiun di 1 Desember

"Bekerja harus berdasarkan undang undang. Anda harus mengabdi kepada rakyat, bukan mengabdi kepada setan karena uangnya rakyat harus jadi harus balik lagi," ujarnya dalam kuliah umum di PKN STAN, Jakarta, Senin (13/11/2017).

Selain itu lanjut Ken, dirinya juga meminta kepada para mahasiswa kelak harus bekerja cepat. Namun juga harus memperhatikan data-data serta informasi yang kuat.

 Baca juga: Desember Dirjen Pajak Pensiun, Siapakah Penggantinya?

"Dalam digital ini serba cepat. Kalau Anda punya informasi cepat Anda bisa sukses. Anda kalau ke WP enggak punya data Anda enggak akan dapat apa-apa," ucapnya

Selain itu lanjut Ken, mahasiswa juga diminta untuk tidak mudah menyerah dan berani menghadapi masalah. Dengan cara banyak belajar-mengajar.

 Baca juga: Ajukan Skema Baru, Tunjangan Pegawai Pajak Disesuaikan dengan Kinerja

"Satu lagi yang penting belajar dari pengalaman, jaringan belajar menganalisis sesuatu. Saya jadi dirjen itu saya enggak pinter-pinter amat, dulu ada yang bilang saya enggak bisa ," jelas Ken

"Generasi kalian itu memorinya enggak kuat kuat. Karena kalian punya filenya di smartphone. Generasi kalian itu sudah beda dengan generasi saya," imbuhnya.

Sebagai informasi, Dirjen Pajak hari ini menjadi pembicara dalam kuliah umum di Politeknik Keuangan Negara (PKN), Jakarta. Ken didampingi oleh Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Yon Arsal serta Pengamat Pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo.

(Fakhri Rezy)