JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) berencana untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias private palcement.
Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/1/2018), tujuan perseroan melakukan rencana transaksi adalah untuk menyelesaikan utang Perseroan kepada Kreditur Perseroan sebesar Rp338,43 miliar, yang dilakukan dengan mengkonversi utang Perseroan tersebut menjadi Saham Baru Perseroan.
Perseroan bermaksud untuk melakukan konversi atas pinjaman Perseroan kepada kreditur Indo Alam Resources Pte. Ltd. sebesar Rp130,94 miliar, PT Mateo Sagraha Altantis sebesar Rp67,08 miliar, PT Lingga Manik sebesar Rp12,07 miliar, Leonard Djajali sebesar Rp58,32 miliar, Loh Thim Fatt sebesar Rp69,99 miliar.
Dengan dilakukannya Rencana Transaksi ini, Perseroan berharap dapat memperbaiki posisi keuangan Perseroan, di mana Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang semakin berkurang serta arus kas yang lebih kuat di masa yang akan datang.
Baca juga: Tutup Utang, Bakrie Sumatera Plantations Rombak Direksi dan Komisaris
Selain itu, perseroan juga berencana melakukan buy back enam saham mereka, lantaran adanya reverse stock. Pasalnya, pelaksanaan reverse stock yang dilakukan Perseroan telah mengubah nilai nominal saham disetor dan ditempatkan Perseroan menjadi Rp1.000 per saham.
Dalam pelaksanaannya, terdapat sisa saham yang kemudian diubah menjadi enam saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang dibeli oleh Pembeli Siaga. Perseroan bermaksud melakukan pembelian kembali sebanyak enam saham Seri B tersebut.
Sekadar informasi, UNSP menjelaskan penyebab kerugian yang dideritanya karena penurunan harga minyak kelapa sawit dari puncaknya di 2011, yang memberikan efek terus menurunnya pendapatan yang diterima Perseroan setiap tahunnya. Pada 2011, Perseroan masih dapat mencatat pendapatan sebesar Rp3,65 triliun dengan referensi harga jual minyak kelapa sawit dunia rata-rata sebesar USD1.169 per ton.
Baca Juga: Terlilit Utang Rp9,4 Triliun, Bakrie Sumatera Plantations Bakal Lakukan Restrukturisasi
Penurunan harga ini terus berlanjut di 2016, di mana referensi harga jual minyak kelapa sawit dunia rata-rata semakin menurun menjadi USD 698 per ton yang menyebabkan pendapatan Perseroan juga semakin turun menjadi Rp1,57 triliun. Di samping hal itu, beban bunga yang ditanggung oleh Perseroan pada 2016 meningkat menjadi Rp859,6 miliar dari sebelumnya sebesar Rp464,0 miliar pada 2011.