Program Satu Juta Rumah Terus Jalan, Ini Dampaknya ke BTN

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 25 Juli 2018 21:27 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - Program satu juta rumah atau yang biasa disebut rumah murah pada tahun ini terus berjalan.

Bahkan data pada Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR menunjukan sudah separuh waktu berjalan dan optimis tahun ini bisa diselesaikan.

Tercatat, hingga akhir bulan Juli ini, program satu juta rumah sudah terbangun 486.000 rumah. Program satu juta rumah ini diyakini bakal menopang kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

"Kinerja pada semester I 2018 masih memuaskan dan memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Sedangkan untuk ke depannya, lembaga Tapera akan dapat menopang kinerja Bank BTN. Kita rekomendasi BUY dengan target harga (TP) di Rp3.475 per saham," ujar Head of Research Sinarmas Sekuritas Evan Lie Hadiwidjaja dalam risetnya, Jakarta, Kamis (25/7/2018).

 

Sementara itu Analis MNC Sekuritas, Nurulita Harwaningrum mengungkapkan emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini memiliki potensi ke depannya didorong KPR subsidi.

"Ini karena permintaan akan rumah subsidi (untuk golongan menengah bawah) itu masih tinggi," terangnya.

Disisi lain, hal tersebut juga terlihat dari pertumbuhan kredit BBTN yang mencapai 19% pada semester I-2018, sedangkan dari sisi kualitas aset juga masih terjaga, NPL BBTN juga turun menjadi 2,78% dari 3,23% di semester I-2017.

 

Sebelumnya, Indonesia akan memamerkan program rumah murah kepada seluruh pengembang dunia. Rencanannya, program satu juta rumah atau yang biasa disebut rumah murah tersebut akan dipamerkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam sebuah Kongres Federasi Real Estate Dunia yang akan dihelat di Bali.

Presiden FIABCI yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengatakan, momen tersebut tentunya sangat berarti bagi Indonesia.

Apalagi, saat ini Indonesia tengah menggemakan penyediaan hunian layak dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sehingga diharapkan, akan semakin banyak pengembang asing yang mau ikut kerjasama dengan pemerintah dalam menyediakan hunian murah dan layak bagi masyarakat Indonesia. Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya